Kemenag Perbanyak Jumlah Madrasah Inklusif

PEDULI: Helmi Halimatul Udhma Nasaruddin menyapa anak disabilitas di kantor Kemenag, Jakarta. --FOTO HUMAS KEMENAG
JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan komitmen kepedulian anak disabilitas. Di antaranya dengan menambah jumlah madrasah inklusif. Saat ini jumlah madrasah inklusif mencapai 1.000 unit. Selain itu, istri Menag Nasaruddin Umar, Helmi Halimatul Udhma, ditetapkan sebagai Bunda Inklusi Kemenag.
Catatan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag menyebutkan pada 2021 jumlah madrasah inklusif hanya 77 unit. Tahun ini bertambah menjadi 1.000 unit. "Dengan hampir 50 ribu penyandang disabilitas di madrasah, kita harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung potensi mereka," kata Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya, Minggu (8/12).
Kemenag memberikan tambahan layanan di madrasah inklusif. Seperti kursi roda, ramp way, guiding block, literasi braille, komputer khusus, dan lainnya. Nasaruddin mengatakan, potensi anak disabilitas perlu dikembangkan.
Layanan madrasah inklusif juga disinggung Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Abdul Rouf dalam rapat koordinasi capaian proyek Reformasi Mutu Pendidikan Madrasah (REP-MEQR). Dia menekankan pentingnya pendidikan inklusif bagi anak-anak penyandang disabilitas. "Kami berkomitmen memastikan pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua kalangan," katanya.
’’Termasuk bagi anak-anak berkebutuhan khusus, melalui layanan madrasah inklusif,’’ sambung Rouf.
Rouf mengatakan, Kemenag sudah menyiapkan anggaran untuk mendukung sejumlah program berkelanjutan. ’’Mulai dari pengembangan layanan pendidikan dan sistem ramah lingkungan. Kemudian juga untuk keberlanjutan program pendidikan profesi guru (PPG),’’ ungkapnya.
Menurut Rouf, layanan pendidikan berkualitas, termasuk untuk anak disabilitas, perlu didukung SDM guru berkualitas. (jpc/c1)