Daya Beli Masyarakat 2025 Diprediksi Masih Rendah

PREDIKSI DAYA BELI: Nailul Huda (kedua kanan) selaku Direktur Ekonomi Digital CELIOS memberikan prediksi tentang perekonomian Indonesia pada 2025.-FOTO RIAN ALFIANTO/JAWAPOS.COM-

JAKARTA – Pada 2024 ini masih jadi tahun yang berat bagi pemerintah Indonesia untuk bisa menyejahterakan rakyatnya. Bukti dari masih belum mampunya pemerintah menyejahterakan masyarakat adalah deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut pada 2024.

  Daya beli masyarakat turun drastis berturut-turut ditandai dengan deflasi yang terjadi dalam beberapa bulan. Deflasi yang terjadi bukan karena harga barang yang turun, melainkan masyarakat tidak memiliki uang lagi untuk berbelanja.

 

Beberapa hal yang dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, antara lain, lonjakan harga kebutuhan pokok, penurunan penerimaan pajak karena penurunan aktivitas ekonomi, risiko pengangguran, dan banyak lagi.

 

Tahun depan bagaimana? Diprediksi juga kalau daya beli masyarakat masih akan lesu pada 2025. Hal tersebut disampaikan oleh Nailul Huda, direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS).

BACA JUGA:Libur Nataru, 37 Bandara di Indonesia Beroperasi 24 Jam

Menurut Nailul Huda, tahun depan masih akan menjadi tahun di mana masyarakat Indonesia masih sulit membeli sesuatu, terutama kebutuhan pokok mereka. Forecast tersebut disampaikannya di sela-sela acara peluncuran Embedded Banking Amar Bank di Jakarta, Kamis (5/11).

 

"Kalau kita lihat, pada 2025, kita pasti akan melihat ada faktor eksternal, faktor internal yang memang terjadi dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tentunya ekonomi digital," kata Nailul Huda membuka prediksinya.

 

Nailul Huda menambahkan, yang mungkin juga akan memengaruhi perekonomian Indonesia secara nasional dan akhirnya berimbas pada daya beli masyarakat tak lepas dari beberapa faktor. Eksternal dan internal.

 

"Termasuk misalnya isu Korea Selatan yang tadinya darurat militer, tapi nggak jadi. Kemudian faktor eksternal dari keterpilihan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) dan sebagainya. Itu pasti akan mempengaruhi kontestasi maupun eskalasi ekonomi secara global, termasuk di Indonesia," tambah Nailul Huda.

Tag
Share