Puluhan Pelajar Pesawaran Alami Glaukoma
PENDERITA GLAUKOMA: Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona memberikan frame kacamata gratis dari Yayasan Glaucoma Society Mega Gloryoung International (GMI).--FOTO PROKOPIM PESAWARAN
PESAWARAN– Sebanyak 53 siswa SD dan SMP di Kabupaten Pesawaran mendapatkan donasi frame kacamata gratis dari Yayasan Glaucoma Society Mega Gloryoung International (GMI). Program ini ditujukan untuk siswa berusia di bawah 16 tahun yang mengalami gangguan penglihatan, khususnya dengan minus di atas lima atau penderita glaukoma.
Penyerahan donasi berlangsung di GSG Lamban Agung, kompleks rumah dinas bupati, Desa Negerisakti, Kecamatan Gedongtataan, Selasa (19/11). Acara ini dihadiri Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona; Asisten Pemerintahan dan Kesra Sunyoto; Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Anca Martha Utama; Kepala Dinas Kesehatan Media Apriliana; Marketing Manager PT GMI Febriansyah; serta Duta Donasi Mata Sehat Lampung Helfi Zulfina.
Dendi menyampaikan bahwa mata merupakan salah satu pancaindra vital yang harus diperhatikan kesehatannya. Dendi menyebut banyak dari masyarakat yang cenderung abai terhadap gangguan kesehatan mata seperti glaukoma yang sering kali disebabkan oleh paparan radiasi teknologi.
Selain bawaan genetik, kata Dendi, penggunaan teknologi seperti smartphone, laptop, maupun komputer memiliki andil besar dalam banyaknya kasus mata minus yang terjadi pada anak.
Dendi mengimbau kepada orang tua dan masyarakat untuk senantiasa mengontrol penuh dan pengawasan penggunaan gadget pada anak.
"Mata ini sangat vital, jangan sampai kita sepelekan! Untuk anak-anak ini akan berpengaruh pada masa depannya. Karena itu, saya minta kepada orang tua, dewan guru, dan kepala sekolah untuk lebih mendata atau mendeteksi secara dini gangguan mata yang terjadi pada anak-anak kita," ungkap Dendi.
Dendi juga turut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PT GMI serta semua pihak yang terlibat atas kepedulian besar yang diberikan untuk masa depan generasi muda di Kabupaten Pesawaran.
’’Mari bersama-sama membentuk budaya perawatan mata di lingkungan kita dengan pemeriksaan mata secara teratur untuk diri kita sendiri dan orang-orang yang kita cintai. Sederhana, tapi langkah ini dapat menjadi investasi berharga bagi masa depan kesehatan kita," ujar Dendi.
Sedangkan Helfi Zulfina menyampaikan bahwa Yayasan GMI bekerja sama dengan Glaucoma Society di bawah naungan WHO telah menyiapkan satu juta frame kacamata gratis untuk anak-anak di seluruh Indonesia.
’’Sementara untuk Provinsi Lampung, pembagian donasi frame kacamata gratis telah dilakukan di empat kabupaten. Yakni Tulangbawang Barat, Tulangbawang, Mesuji, dan Pesawaran,’’ kata Helfi.
Helfi berharap program ini bisa menjadi upaya menyelamatkan masa depan dan cita-cita yang dimiliki anak-anak sebagai generasi bangsa.
"Minus di atas lima itu sudah mendekati glaukoma karena jarak pandang semakin sempit. Frame ini bersifat terapi dengan teknologi ion negatif, 72 mineral, serta lensa yang preventif terhadap radiasi blue ray dan sinar UV," jelas Helfi.
Marketing Manager PT GMI Febriansyah menjelaskan bahwa program ini memiliki beberapa persyaratan khusus. ’’Untuk penderita glaukoma, harus melampirkan surat diagnosis dari dokter mata atau rumah sakit, resep obat, dan fotokopi KTP atau Kartu Keluarga (KK). Sementara untuk anak dengan mata minus di atas lima, pemeriksaan mata harus dilakukan di acara Mobile Optical Mission (MOM) setempat dan melampirkan fotokopi KTP atau KK orang tua,’’ paparnya. (rls/c1)