Harga Kedelai Turun, Perajin Tempe di Bandar Lampung Curhat Kehilangan Omzet
MENURUN: Harga kedelai yang turun dikeluhkan para perajin tempe karena produk membanjiri pasaran. -Foto Leo/Radar TV-
BANDARLAMPUNG - Akhir-akhir ini harga kedelai mengalami penurunan, namun kondisi ini malah dikeluhkan oleh perajin tempe. Mereka mengaku yang mengaku kehilangan omzet penghasilan.
Ya, kondisi ini dialami oleh para perajin tempe yang berada di Jalan Danau Timoti, Kelurahan Surabaya, Gunungsulah, Kedaton, Bandarlampung.
Seperti diutarakan Sumantri, salah satu perajin tempe mengaku mengalami penurunan omset penghasilannya.
Menurutnya seiring harga kedelai turun menjadi Rp 10 ribu perkilogram (kg) dari harga semula Rp 12.000 ribu perkilogram.
“Sekarang harga kedelai turun jadi Rp 10 ribu. Tadinya Rp 12 ribu per kilo,” ungkap Sumantri.
Kondisi ini kata Sumantri, berbanding terbalik bila dibandingkan dengan harga kedelai turun. Justru kata dia para perajin ikut mengalami penurunan omset penghasilan dibandingkan bila harga kedelai mahal.
Karena para perajin yang sempat tidak memproduksi karena harga kedelai mahal, kini kembali memproduksi lagi.
Penurunan omset juga dipengaruhi kondisi pasar yang tidak stabil dan banyaknya penjual tempe yang banting harga karena produksi melimpah.
“Karena murah jadi banyak yang produksi, akibatnya banyak tempe yang dijual di pasaran. Ini membuat harganya murah,” sambung Sumantri.
Turunnya harga kedelai membuat produksi tempe melimpah dan banyak perajin kembali memproduksi, sehingga menyebabkan penghasilan perajin menjadi berkurang.
Untuk tetap bertahan, Sumanrri mengatakan para perajin tempe terpaksa mensiasatinya dengan menambah volume tempe demi untuk bersaing di pasaran.
“Untuk mengantisipasinya agar tempe yang saya produksi ini laku di pasaran, ya kita perbanyak produksi tempenya,” ungkapnya.
Ia pun berharap kondisi harga kedelai ini kembali normal.
“Harga kedelai turun ini justru penghasilan omset penjualan tempe saya menurun dibandingkan harga kedelai mahal. Semoga bisa normal lagi,” tandasnya.(leo/nca)