Empat Tahun, Program Prakerja Sediakan 6.000 Pelatihan
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di acara Prakerja.--FOTO ISTIMEWA
JAKARTA - Program Prakerja telah menjadi katalisator dalam memperkuat kompetensi tenaga kerja Indonesia melalui skilling, reskilling, dan upskilling di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Sejak diluncurkan pada 2020, program ini telah memberikan akses pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan sampai saat ini telah menjangkau lebih dari 18,9 juta penerima di seluruh provinsi.
Merayakan perjalanannya, Prakerja menggelar pesta yang dihadiri tak kurang dari 151 orang alumni skema normal dan semi bansos dari seluruh provinsi di Indonesia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga menjabat Ketua Komite Cipta Kerja mengapresiasi Prakerja sebagai program yang strategis dan mampu menyediakan pelatihan sesuai kebutuhan.
“Kita memang akan mempunyai bonus demografi dengan hampir 90 juta orang di kelas menengah. Tentu salah satu tantangan ke depan adalah the future of work, berubahnya demand, dan pasar kerja. Ini membutuhkan informasi yang ada dari Prakerja, on-demand job dan on-demand requirement sangat diperlukan, dan Prakerja adalah satu-satunya program yang bisa tailor-made sesuai dengan kebutuhan peserta,” jelas Airlangga.
Secara inklusif, dalam kurun waktu 4 tahun, Prakerja telah menyediakan lebih dari 6000 pelatihan mulai dari digital skills, green skills, bahasa asing, hospitality, teknik dan berbagai bidang lainnya sehingga peserta dapat memperoleh keterampilan sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.
Pada kesempatan yang sama, Denni Puspa Purbasari, direktur eksekutif PMO Prakerja, menegaskan kembali inklusivitas Prakerja, “Dari peserta Prakerja, mayoritas berusia 18-35 tahun atau Gen-Z dan Milenial, dengan kelas ekonomi mencakup desil 1 aspiring middle class hingga middle class, dengan mayoritas berasal dari daerah pedesaan.” kata Denni.
Secara nyata, dampak Prakerja dirasakan oleh salah satu alumni bernama Helmi Suardi dari Kab. Aceh Jaya, Aceh, yang sebelumnya merupakan fresh graduate dan belum memiliki pekerjaan. Menyapu bersih saldo pelatihan Prakerja yang dimilikinya, Helmi mengambil empat pelatihan kemudian membuka usaha sendiri dari keahlian yang ia peroleh dari Prakerja.