Kombinasikan Elemen Tropis dengan Desain Ekspresif, Hunian di Bandung Ini Vibe-nya Liburan

--

 

Arsitek Arthur Pramudya membawa vibe berlibur di Pulau Dewata ke dalam hunian tinggal. Elemen khas vila tropis dengan area hijau yang luas. Desainnya eye-catching.

DI rumah tapi serasa liburan setiap hari. Hunian yang berlokasi di Kota Bandung ini memiliki desain yang selaras dengan alam. Nuansa tropisnya makin terasa sejak ruang transisi dari pintu gerbang menuju pintu masuk utama. 

Diawali dari tangga, terdapat unsur bebatuan dan pohon Kamboja. Lalu, pemilik rumah maupun tamu melewati jembatan kayu di atas kolam air untuk mencapai area bangunan. 

”Pengalaman ruang tersebut akan memberikan rasa tenang secara visual lewat penghijauan dan auditori lewat suara air,” ujar Arthur Pramudya, arsitek Pram Studio.

Ruang keluarga dirancang luas dan terbuka yang mencirikan rumah tropis. Terletak di lantai dasar, ruangan itu langsung menghadap halaman belakang yang tak kalah luasnya. Sekat kaca dipasang menyeluruh hingga plafon. Memberikan visual maksimal pada area hijau yang dapat dinikmati hingga lantai atas berupa ruang pribadi penghuni.

”Tentu kami sudah memperhatikan arah kardinal bangunan. Kami juga menyiapkan bukaan di berbagai sisi sebagai cross ventilation. Tembok-tembok tebal membantu penyerapan cahaya sehingga meski dominan kaca tidak panas,” jelas Arthur.

Area taman belakang dan kolam renang menambah kesan tropis. Rumah yang mengusung konsep tropical getaway itu juga dilengkapi bar dan gym sebagaimana vila-vila di Bali.

Arthur menuturkan, unsur tropis itu dipadukan dengan langgam desain brutalism yang tampak pada desain fasadnya. Gaya brutalism menghasilkan bentuk yang sangat ekspresif dengan mengutamakan bahan, tekstur, dan konstruksi.

”Bentuk rumah dibuat geometris dengan permainan bidang tebal vertikal dan horizontal. Bidang yang paling menonjol terletak pada dua dinding tebal penopang atap yang melayang pada sisi depan-belakang,” ungkapnya.

Meski bentuknya masif, kesannya ringan. Rumah yang tampak masif itu juga tetap bersifat porous (berpori). Yakni, angin dapat bergerak secara bebas mengisi seluruh ruangan melalui jarak yang ada. ”Di sisi kiri massa utama memiliki jarak dengan dinding kavling, sedangkan sisi kanan massa utama memiliki jarak dengan massa penunjang,” tuturnya.

Jika dilihat secara detail, terdapat aksen tali air pada bangunan untuk menggambarkan permainan bidang dan volume. Tali air memberikan kesan dinding yang tebal menyerupai tumpukan balok-balok beton.     

”Tantangan terbesar dalam merancang rumah ini adalah memilih material yang khas dengan gaya bangunan tropis, tapi cocok dengan iklim Kota Bandung. Kami memutuskan untuk menggunakan material tiruan yang lebih mudah perawatannya secara jangka panjang,” ujarnya.

Pada dinding fasad, digunakan material cat dengan texture washing yang menyerupai beton. Dinding putih sebagai kanvas penyeimbang menciptakan harmoni visual dengan elemen kayu khas vila tropis.

Tag
Share