Tim Gabungan Pasang Kandang Jebak dan Kamera untuk Identifikasi Harimau Pemangsa Warga Suoh

PASANG KANDANG JEBAK: Tim gabungan memasang kandang jebak di lokasi penemuan mayat Karim Yulianto yang diduga dimangsa harimau sumatera.-FOTO IST -

Peratin Pekon Sukamarga, Jaimin, menjelaskan bahwa lokasi kejadian berada di sekitar kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), tepatnya di Gunung Ayem, Pemangku Kali Bata Atas.

“Korban ditemukan tewas setelah dinyatakan hilang saat beraktivitas di kebunnya. Kami mengimbau warga agar tidak berkebun selama tiga hari ke depan karena dikhawatirkan harimau tersebut masih berkeliaran di sekitar pemukiman,” ujar Jaimin.

Sementara itu, Kepala Resort TNBBS Suoh, Sulk, S.H., menyatakan bahwa beberapa warga sempat mendengar suara harimau di sekitar kebun korban beberapa malam sebelumnya. Penemuan jenazah korban memicu kekhawatiran di kalangan warga sekitar, yang takut akan serangan lebih lanjut dari binatang buas tersebut.

“Kami sedang dalam perjalanan untuk melakukan pengecekan ke lokasi kejadian,” ungkap Sulk.

Kapolres Lampung Barat, AKBP Rinaldo Aser, melalui Kapolsek BNS Iptu Edward Panjaitan, mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan menghindari aktivitas di luar rumah setelah gelap. 

“Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan memastikan keamanan di wilayah tersebut,” ujar Edward.

Menurut Edward, pihak berwenang juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah pencegahan menghadapi serangan satwa liar. Untuk sementara, warga diminta tetap tenang dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika melihat satwa liar di sekitar pemukiman.

Sebelumnya, Karim Yulianto ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di perkebunan miliknya. Kepala Pemangku Kali Bata, Fahri, mengatakan bahwa korban ditemukan sekitar 700 meter dari lokasi ditemukannya celana dan golok miliknya.

“Dugaan kuat korban diterkam harimau sumatera, meskipun belum dapat dipastikan secara resmi,” jelas Fahri.

Untuk diketahui, insiden ini merupakan yang kedua kalinya sepanjang tahun 2024 yang menyebabkan korban jiwa akibat serangan harimau sumatera. Pada awal tahun, beberapa warga juga mengalami luka akibat serangan harimau di wilayah yang sama. 

Sebelumnya, harimau kembali mengincar. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) pun kembali mengimbau masyarakat waspada. Khususnya bagi para penggarap lahan perkebunan di kawasan hutan produksi terbatas (HPT) dan pengguna jalan lintas barat (jalinbar) yang melintas di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) wilayah Pekon Pemerihan, Kecamatan Bangkunat, agar tetap waspada. 

Pasalnya hingga kini di wilayah tersebut masih sering muncul harimau sumatera. ’’Terakhir Rabu, 29 April 2024, kami menerima informasi seekor harimau sumatera muncul bahkan sempat memangsa anjing peliharaan milik warga di kawasan hutan produksi terbatas, TNBBS” kata Kepala UPTD KPH Kabupaten Pesbar Dadang Trianahadi, Sabtu (4/5).

Setelah dilakukan pengecekan, lanjut dia, ternyata benar ada seekor harimau yang  sempat terlihat sampai ke sebuah gubuk milik Bambang, salah satu warga penggarap lahan di HPT  tersebut. “Dan sempat memangsa anjing peliharaannya yang ada di gubuk itu,” kata Dadang.

Diteruskannya bahwa terkait keberadaan harimau ini, KPH Pesbar juga telah menyosialisasikan kepada warga yang berada di dalam HPT wilayah Pekon Pemerihan bagaimana cara mengamankan diri dan mengamankan ternaknya dari serangan binatang buas tersebut. Ketika mengadakan sosialisasi, pihaknya bersama tim telah memberikan nomor handphone ke warga setempat.

“Sehingga jika ada informasi terkait kemunculan harimau agar segera disampaikan ke kami agar bisa secepatnya di tindaklanjuti,” ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan