Bugenvil Multiwarna, Si Cantik yang Senang dengan Sinar Matahari

WARNA WARNI: Nofitasari bersama sebagian koleksi bugenvil saat dijumpai di Omah Kembang, kawasan Sidosermo, Surabaya, beberapa waktu lalu. -FOTO DIMAS MAULANA/JAWA POS -

BERAGAM warna cerah menjadi daya pikat bunga yang memiliki nama ilmiah Bougainvillea glabra ini. Ada beberapa variasi unik bugenvil yang bisa coba anda dikembangbiakkan di rumah. Contohnya, variegata Singapura hingga varian setek beragam warna dalam satu pot.

Tidak sulit merawat bunga bugenvil. Tanaman yang cantik ini cukup bersahabat dengan teriknya matahari. Semakin terkena sinar matahari, bugenvil makin sering berbunga. ’’Musim kemarau itu saat yang cocok buat menikmati kecantikan bunganya,” kata Nofitasari, pembibit bugenvil. 

Penyiraman pun juga cukup dilakukan 1–2 hari sekali saja. Bugenvil varian lokal sudah banyak ditanam. Warna putih, ungu, dan merah adalah tiga warna yang paling banyak dijual. Vita - sapaan akrab Nofitasari - menyatakan banyak pembibit yang mengawinsilangkan bugenvil. Alhasil, semakin banyak variasi gradasi warna baru yang muncul. 

Di antaranya, merah muda, ungu muda, hingga jingga. Varian bunga putih dan kuning kerap menjadi ”ibu” dalam perkawinan silang. Bukan hanya versi lokal. Bugenvil asal Singapura kini juga banyak diincar pecinta bunga. Warna bunga yang ditawarkan masih serupa. Tetapi, ciri khasnya terlihat di bentuk tumbuh bunga. 

’’Bunga versi Singapura ini lebih menumpuk. Jadi, seperti dalam satu ujung batang ada banyak bunga mekar,” jelasnya. Berbeda dengan bugenvil versi lokal yang lebih berjarak dan berkelopak lebih besar.

BACA JUGA:Tips Pelihara Arwana Super Red: Grooming, Nutrisi hingga Kualitas Air Jadi Kunci

Bugenvil versi Singapura juga menawarkan jenis daun variegata. ”Nggak semua variegata, tapi memang yang ini lebih banyak dicari,” jawab pemilik Omah Kembang itu. 

Vita mengatakan, jenis variegata lebih laku karena cantiknya corak daunnya. Tanpa bunga di musim hujan, bugenvil variegata menawarkan tampilan modern bagi taman di rumah. ”Jadi, tetap bisa dinikmati tanpa bunga. Nggak sekadar hijau,” tuturnya.

 

Secara perawatan, bugenvil Singapura sama dengan varian lokal. Harganya juga tak beda jauh. ”Perbedaan harga justru dipengaruhi bentuk batangnya,” jawab Vita. Pada tanaman yang rutin dipotong dan dirapikan, ukuran batang malah semakin besar. Hal itu mendongkrak harga penjualan tanaman.

Selain itu, peminat bugenvil mulai melirik tanaman multiwarna. Dalam satu pot, ada 4–6 warna bunga yang berbeda. Triknya, dengan melakukan setek tanaman dari batang bugenvil berbeda warna. ’’Harganya bisa sampai Rp 350 ribu untuk yang multiwarna,” ucapnya. Ketika bugenvil tumbuh bersamaan, pemilik bisa menikmati bunga merah fanta yang bersanding dekat dengan bunga putih, kuning, hingga ungu.

Proses setek cukup tricky. ”Susah-susah gampang memang,” sambung perempuan yang telah berkecimpung di dunia flora sejak 2007 itu. Proses setek membutuhkan waktu hingga enam bulan lamanya. Sebulan pertama, batang bugenvil varian lain dilekatkan pada batang utama dalam kondisi yang teduh. ”Disungkup atau dibungkus ya, hindarkan dari terik matahari,” tuturnya.

BACA JUGA:Mengenal Kiwano, Melon ”Bertanduk” Asal Afrika

Tanpa sungkup, proses setek cenderung lebih lama. Setelah satu bulan, biasanya tanaman sudah mulai tumbuh secara normal. Pemantauan selama tiga bulan dilakukan untuk memastikan penyatuan batang dan pertumbuhan mulus. ”Biasanya usia enam bulan, bunganya sudah muncul sesuai keinginan,” jawab perempuan yang berdomisili di Surabaya tersebut.

Tag
Share