Mengenal Kiwano, Melon ”Bertanduk” Asal Afrika

BUAH UNIK: Buah Kiwano memiliki bentuk yang uni. bagian dalam buah Thanos memiliki banyak biji yang bisa dimakan seperti markisa. -FOTO INSTAGRAM KEBUNPIO -

KEBUNPIO milik Viola di kaki Gunung Arjuno, Pasuruan, Jawa Timur tumbuh rindang.  Berbagai macam bunga, buah, sayur, hingga tanaman unik bisa dijumpai. Salah satunya, adalah buah Thanos atau kiwano. Dinamai buah Thanos karena mirip buah yang dipanen oleh Thanos karakter dalam film Avengers: Endgame.

Awalnya pohon Kiwano melon yang dimiliki Viola tumbuh hijau dan subur. Daunnya bulat dengan tepi yang bergerigi mirip dengan daun tanaman mentimun, namun ukurannya lebih kecil. Tanaman merambat asal Afrika tersebut memang masih berkerabat dengan mentimun.

”Perawatannya pun mirip, tapi kiwano butuh perhatian ekstra. Beda dengan timun yang lebih mudah beradaptasi di kondisi ekstrem,” tutur Pio, sapaan akrab Viola kepada Jawa Pos. Melon ”bertanduk” tersebut ternyata membutuhkan cuaca yang hangat dengan kelembapan stabil agar bisa tumbuh optimal. Paling cocok ditanam di dataran rendah dengan cuaca panas.

Cara menanamnya pun mudah, cukup siram 1–2 kali sehari sesuai kondisi tanaman. ”Kalau media tanamnya masih basah, nggak perlu disiram supaya kelembapannya terjaga dan tidak kena jamur,” ungkap perempuan yang kerap membagikan tips berkebun di Instagram @kebunpio itu.

BACA JUGA:Mahusa Unila Buka Jalur Gunung Katopasa–Kondoruang

Pio memakai media tanam organik dengan full pupuk kandang yang terbuat dari kotoran sapi. Butuh sekitar empat bulan sampai pohon Thanos miliknya itu berbuah. ”Kalau kondisinya bagus, bisa lebih cepat. Ini kemarin lambat pertumbuhannya karena memang kurang sehat,” katanya.

Ketika memasuki waktu panen, pohon kiwano milik Pio berubah cokelat dan kering. Beruntung, nutrisinya masih bisa tersalurkan dengan maksimal ke buah yang tumbuh. Buahnya berbentuk oval dengan duri seperti tanduk.

Saat dibelah, terdapat banyak biji dengan tekstur lunak mirip seperti buah markisa. ”Yang dimakan bagian daging sama bijinya. Rasanya unik, dominan asam dan campur aduk. Seperti ada rasa timunnya, pisang, sama lemon,” beber Pio.

Setelah berhasil panen empat buah, bukan berarti tanpa kendala. Salah satunya adalah persoalan cuaca. Beberapa kali tanamannya terkena hujan dan membuat media tanamnya terlalu basah, sehingga memengaruhi kelembapan. Alhasil, pohon kiwanonya terserang jamur. ”Media tanam yang saya pakai kemarin juga kurang bagus sih. Kalau soal hama, syukur tidak begitu bermasalah. Buahnya nggak ada yang busuk dimakan lalat buah,” sambungnya.

Dari pengalaman itu, Pio belajar bahwa setiap tanaman memiliki tantangan yang berbeda. Perempuan yang sejak kecil tertarik berkebun itu jadi semakin tertantang mencoba menanam tanaman impor yang unik-unik. ”Sekarang lagi coba tanam jenis tomat yang unik-unik, masih tahap penyemaian. Mau coba tanam bunga impor juga kayak chamomile, viola cornuta, cosmos, gaillardia, zinnia queen,” urainya. Untuk kiwano, Pio tengah berusaha menanam benih baru. Dia membagikan tips memilih benih yang berpotensi tumbuh dengan baik. Antara lain, bentuknya besar, utuh, dan tidak keriput. Warnanya juga harus cerah dan tidak ada tanda-tanda busuk atau cacat. (jpc/nca)

Tag
Share