Pembangunan Perumahan Baru Berdampak Debu
BERDAMPAK DEBU: Inilah lokasi pembangunan perumahan baru bersebelahan dengan Perum Griya Langgar Asri, tepatnya di Jl. Langgar 1 RT 001, Desa Sabahbalau, Kecamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan.--FOTO MUHAMMAD ARIF
LAMSEL - Warga Perumahan Griya Langgar Asri geram. Hal ini lantaran setiap hari harus terdampak debu pembangunan perumahan baru.
Lokasi lahan yang akan dijadikan perumahan baru tepat bersebelahan dengan Perum Griya Langgar Asri, tepatnya di Jl. Langgar 1 RT 001, Desa Sabahbalau, Kecamatan Tanjungbintang, Lampung Selatan.
Dari data yang didapat, pengembang atas nama PT Terbang Bersama Kawan. Sementara perumahan belum ada nama.
Salah seorang warga mengatakan bahwa pekerjaan penimbunan tanah pembangunan itu sudah dilaksanakan sejak 12 Agustus 2024. ’’Hampir seluruh rumah di Perum Griya Langgar Asri yang berjumlah sekitar 23 rumah terdampak debu tersebut. Setiap hari, Mas. Sampai emosi sendiri nyapuin debu di lantai itu,” kata warga yang enggan disebut identitasnya.
Menurutnya, belum ada satu pun warga yang dimintai izin lingkungan terkait pembangunan perumahan baru ini. ’’Kita melayangkan surat ke desa untuk dilakukan peninjauan kembali. Sayangnya, hingga hari ini surat itu tak diindahkan. Kita menduga aparat desa ada main dengan pengembang. Sampai sekarang Kades nggak pernah turun cek lokasi sebagaimana yang kita minta,” jelasnya.
Dilanjutkannya, pada 13 Agustus 2024 warga sempat bertemu dengan pengembang untuk didiskusi lebih lanjut. ’’Saat itu bukan ditemui langsung oleh pengembang, melainkan perwakilan. Nah, pada 15 Agustus 2024, Kadus dan RT datang ke kami mengakui kesalahan dan keteledoran karena tidak berdiskusi dengan warga yang langsung terdampak,” jelasnya.
Demi menghalau debu penimbunan tanah, kata warga ini, pihak pengembang sebenarnya sudah memasang jaring di perbatasan perumahan. Namun, jaring itu dinilai belum cukup lantaran tingginya masih belum dapat menghalau debu. ’’Bayangin aja, Mas. Debu itu terbangnya bisa melebihi tinggi rumah,” ungkapnya.
Warga lainnya mengungkapkan bahwa kali terakhir alat berat tersebut beroperasi pada Sabtu (24/8). ’’Itupun setelah protes warga terhadap ketidakpedulian pengembang semakin keras dan lantang diutarakan. Hari ini aja nih (Senin, 26/8) alat berat gak operasi,” katanya.
Warga ini menerangkan bahwa permasalah itu sebenarnya merupakan hal sepele. ’’Pihak pengembang cukup memasang penghalau debu dengan tembok atau seng yang tinggi. Bukan ala kadarnya seperti jaring yang terpasang saat ini,’’ ujarnya.
Saat hendak dikonfirmasi masalah ini, baik Puji selaku Kades, Erpandi selaku Sekdes, dan Heri Ilhamsyah dari pihak pengembang tidak merespons. Ketiganya kompak tidak menjawab pesan singkat maupun panggilan telepon. Padahal, nomor sekdes dan pengembang dalam keadaan aktif. Sementara nomor kontak kepala desa statusnya tidak aktif. (*)