Pemerintah Target Pertumbuhan Ekonomi 2025 Sebesar 5,2 Persen
Ilustrasi target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025.---Foto: Prima Imansyah Permana.---
JAKARTA - Pemerintah Republik Indonesia tahun 2025 menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan investasi yang masuk ke Indonesia Rp 1.900 triliun.
Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung mengatakan, tahun 2024 pemerintah menetapkan target investasi sebesar Rp 1.650 triliun.
Sehingga diperlukan tambahan Rp 250 triliun untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen di tahun 2025 dengan nilai investasi Rp 1.900 triliun.
"Kalau tahun ini kan Rp 1.650 triliun, target investasi ke depan lebih kurang Rp 1.900 triliun,” kata Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung di gedung DPR Jakarta.
Yuliot menuturkan, pemerintah akan mengoptimalkan kebijakan hilirisasi pada produk yang memiliki industri turunan lebih dalam.
Kebijakan ini sekaligus memperdalam struktur industri agar bisa menghasilkan produk dengan nilai tambah lebih tinggi.
"Misalnya semikonduktor cip itu kan lebih menggerakkan industri utama. Hal itu yang akan kami kembangkan. Kami akan melihat lebih detail lagi. Kemudian ketahanan energi dan ketahanan pangan jadi fokus ke depan,” ucapnya.
BACA JUGA:DPRD Tanggamus Gelar Rapat Paripurna Istimewa Pengucapan Sumpah Janji 45 Anggota 2024-2029
Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp 181,4 triliun atau 21,9 persen dari total investasi semester I 2024 sebesar Rp 829,9 triliun.
Investasi hilirisasi pada komoditas mineral terbagi dalam smelter sebesar Rp 114,1 triliun, nikel sebesar Rp 80,9 triliun, tembaga sebesar Rp 28 triliun, bauksit sebesar Rp 5,1 triliun, dan timah sebesar Rp 100 miliar.
Sementara, pengamat pasar modal Riska mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun depan merupakan target yang tidak terlalu agresif atau relatif moderat.
Dengan target tersebut, regulator telah mempertimbangkan berbagai sisi, khususnya faktor ekonomi global yang saat ini relatif stagnan dan pertumbuhan ekonomi domestik yang bertumpu pada permintaan.