APBN Defisit Rp93,4 T pada Juli 2024

DEFISIT: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawarti menyampaikan kinerja Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) hingga Juli 2024. --FOTO NURUL FITRIANA/JAWAPOS.COM

 

"Sebesar Rp582,1 triliun atau sebesar 42,3 persen dari pagu anggaran tahun ini sudah dibelanjakan untuk subsidi, kompensasi energi dan pembayaran manfaat pensiun," jelasnya.

 

 

Kemudian Rp872,8 triliun atau sebesar 74,5 persen sudah dibelanjakan dengan manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat. Seperti untuk perlindungan sosial, termasuk bansos PKH dan Kartu Sembako.

 

Lalu, dibelanjakan untuk sektor pendidikan, meliputi program indonesia pintar, program KIP kuliah, BOS (Kemenag) dan BOPTN. Selanjutnya, untuk infrastruktur, kesehatan, keterjangkauan energi meliputi subsidi BBM dan subsidi LPG.

 

"Untuk sektor Pertanian seperti bantuan alat dan mesin pertanian pra panen (traktor, pompa air, hand sprayer, dan rice transplanter), subsidi pupuk. Terakhir, UMKM berupa subsidi bunga KUR untuk 2,8 juta debitur," ungkapnya.

 

Sri Mulyani juga mencatat realisasi penerimaan pajak mencapai Rp1.045,32 triliun per Juli 2024. Angka ini mengalami perlambatan dengan capaian 52,56 persen dari target APBN 2024.

 

"Pajak kita hingga Juli terkumpul Rp1.045,32 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa (13/8).

 

Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan penerimaan bruto PPN dan PPnBM mencatatkan kinerja positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terjaga. Sedangkan, penerimaan bruto PBB dan pajak lainnya tumbuh ditopang penerimaan PBB dari sektor pertambangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan