75.208 Lulusan SMP dan MTs Tak Tertampung di SMA/SMK Negeri
RADAR - BACA KORAN--
Seperti, pada saat PPDB lalu, terdapat 37 siswa dari Desa Dwikora, Kecamatan Bukitkemuning, Kabupaten Lampung Utara yang tidak diterima di SMAN 1 Bukit Kemuning karena kuotanya sudah penuh.
"Akhirnya kita carikan solusinya di SMAN Gununglabuhan 1 Waykanan, sekitar 50 menit dari sekolah awal. Kemudian ada juga SMA PGRI Bukit Kemuning yang bisa mengakomodir," tuturnya.
"Sepanjang orang tua mau diarahkan agar anaknya masuk ke sekolah yang ada, maka kita carikan solusinya," sambung Tommy.
Begitu juga dengan sekolah swasta. Pihaknya mengaku selalu melakukan pembinaan dalam peningkatan kualitas layanan seperti sarana prasarana, disiplin, guru-guru dan lainnya untuk meyakinkan orang tua mau menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.
"Artinya bagaimana mungkin ortu mau titip anak ke swasta kalau sekolah itu tidak berupaya memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Begitu juga terkait pembiayaan, kita coba mediasikan," ucapnya.
Untuk menindaklanjuti masalah tersebut, pihaknya berupaya menambah unit sekolah baru (USB). Seperti tahun 2023 lalu, ada tiga USB, yaitu SMAN 1 Wiralaga, SMAN 1 Pagardewa, dan SMKN Pulau Tabuan.
Lalu tahun 2024 ini, Disdikbud Lampung telah mengusulkan satu USB ke Kemendikbudristek, yaitu SMAN 1 Krui Selatan.
Dijelaskan Tommy, mendirikan USB tidak lah mudah dan memerlukan proses yang panjang. "Untuk membangun sebuah sekolah tidak bisa cepat harus melalui proses yang panjang. Jadi harus buat proposal, ketersediaan guru, sekolah-sekolah penunjang kayak SMP/MTs di wilayah itu," paparnya.
"Yang paling penting tanah. Status tanah juga harus jelas. Disdikbud menerima harus sudah dalam proses sertifikasi. Jangan sampai begitu kita sudah punya kesiapan bangun sekolah tanah jadi masalah. Bisa jadi masalah baru," tandasnya. (pip/c1/fik)