"Naa…, nanti gua mau pergi ke rumah temen," kata Ervan.
Siapa yang tidak kaget? Seseorang yang tidak pernah sama sekali berpamitan ketika ingin pergi keluar rumah, tapi sekarang malah berpamitan layaknya anak kecil yang ingin mengunjungi rumah temannya.
"Hubungannya sama aku apa? Ya, kalau mau pergi ya pergi saja. Biasanya juga nggak
pernah pamitan, kan?" jawabku seenaknya.
Jawaban yang kuberikan tadi adalah sebuah penyangkalan agar ia tidak merajuk dan melanjutkan pembicaraan tadi siang.
" Iyaa, tapi kan biar lebih sopan aja gitu," sanggahnya.
Agar lebih sopan saja? Jawaban yang tidak tepat menurutku, tapi ya sudahlah, terserah Ervan saja.
"Iya deh terserah kamu aja," Nana hanya pasrah mendengar alasan lelaki itu.
"Jangan marah-marah gitu dong. Kenapa jadi marah-marah gini? Gua salah? Kalau iya, gue minta maaf, tapi kan yang gua omongin tadi beneran kalau itu yang gua rasain dan gua nggak mau bohong. Kenapa sih jadi sensitif gini, aneh banget kaya bukan Nana yang gua kenal," ucapnya panjang lebar.