Namun, itulah kehidupan. Semua telah ditetapkan oleh Tuhan dan diatur sedemikian rupa sehingga apa saja bisa terjadi sesuai dengan kehendak-Nya.
Setelah berpikir panjang, Nana mencoba menenangkan diri dan menepis pikiran buruk. Nana memberanikan diri untuk kembali membalas chat, tapi dengan topik yang berbeda.
Nana : Kak, Ervan sudah makan belum? Ervan : Dek…
Deg, seolah detak jantung Nana berhenti seketika. Nana tidak sanggup menerima kenyataan yang begitu pahit secepat ini.
Ervan :Kamu harus kuat, kita semua harus kuat ya.
Notifikasi itu seolah menghancurkan dunia Nana. Bagaimana mungkin seorang pengendara yang ada di mimpinya itu benar-benar Ervan yang seolah memberi sinyal untuk benar-benar meninggalkan Nana.
Nana :Kenapa harus kuat Kak? Kita nggak akan angkut barang yang beratnya 50 kg kan?
Nana berpura-pura menjadikan chat itu sebagai lelucon, tapi nihil. Pesan selanjutnya benar-benar mematahkan semangat Nana untuk melanjutkan hidupnya. Semesta sangat jahat kepadanya. Dia benci fakta ini.
Ervan : Ervan sudah nggak ada, Dek. Dia sudah tenang.