Duh, Ramadan Katanya Tetap Beraktivitas!

Minggu 03 Mar 2024 - 20:36 WIB
Reporter : Abdul Karim
Editor : Abdul Karim

BACA JUGA:Paranormal Samsudin Dijemput Penyidik Siber Ditreskrimsus

Penasaran, tim Radar Lampung mencoba menggali lebih dalam tentang dua istilah dari pelayanan yang ditawarkan tersebut. Short time merupakan istilah untuk pelayanan yang akan diberikan hanya untuk mencapai puncak kepuasan pengunjung, biasanya dilakukan dan berlangsung cepat dan tergesa-gesa. Sementara, pelayanan lainnya merupakan pelayanan full service yang biasanya dilakukan setidaknya selama satu jam.

Harga keduanya juga berbeda. Untuk short time kisaran Rp200–300 ribu. Sedangkan, full service di kisaran Rp400– 500 ribu untuk satu jam. Harga tersebut belum termasuk tambahan uang kamar yang akan mereka kenai sebesar Rp100 ribu.  

Masing-masing pengunjung kemudian diarahkan masuk sebuah kamar yang remang dihiasi lampu kerlap-kerlip. Di dalam barulah diketahui bahwa pengunjung juga akan ditawari minuman beralkohol. 

Mereka beralasan dengan mengonsumsi minuman akan membuat suasana dan permainan menjadi semakin bergairah. Harga minuman berupa bir dan anggur itu berkisar Rp100–150 ribu. Tergantung mereknya. 

BACA JUGA:Bebas Bersyarat, Mantan Menpora Imam Nahrawi Keluar dari Lapas Sukamiskin

Dari percakapan tim Radar Lampung dengan beberapa wanita di sana, mereka berasal dari daerah berbeda. Ada penduduk asli yang berasal dari daerah sekitar. Ada juga yang berasal dari Pulau Jawa seperti Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan. 

Pilihannya banyak. Ada yang muda berusia mulai 20 tahun, usia 30-an tahun, hingga usia di atas tersebut.  

Ironisnya dari setiap percakapan dengan mereka terungkap bahwa tempat tersebut diperkirakan tetap beroperasi di bulan suci Ramadan. ’’Tetap buka kok Bang, pelanggan kita kan banyak. Mungkin juga ada yang non-muslim yang datang ke sini,” jelas Bunga (nama samaran). 

Baik penyedia jasa maupun pengunjung sendiri biasanya paling aktif saat malam mulai pukul 19.00 WIB hingga larut malam. Sementara pada siang terpantau hanya beberapa yang tetap berada di depan rumah menanti pelanggan. Sebagiannya tak hanya menawarkan pelayanan untuk memuaskan hasrat berahi, tetapi juga terdapat fasilitas seperti karaoke. 

Lebih jauh, para wanita yang ada tak hanya melayani para pelanggan yang datang ke lokasi tersebut. Mereka juga bisa diajak untuk bermain ke luar lokasi dengan harga yang tentunya lebih tinggi serta harus membayar biaya charge kepada ’’Mami’’ (germo). 

Sehingga, pelanggan bisa menjemput sang wanita ke tempat tersebut kapan pun waktunya sesuai kesepakatan.  ’’Aku sih sekitar Rp750 ribu Bang kalo mau dibawa. Terus bayar juga ke Mami, boleh Rp200 ribu,” ungkap Bunga. 

Namun dijelaskannya bahwa mereka tak sembarang memenuhi permintaan pelanggan untuk pergi keluar. Biasanya hanya kepada pelanggan yang memang kerap datang dan sudah kenal. Atau, pengunjung yang mereka anggap tidak akan mengancam keselamatan mereka. 

Dari penelusuran tim Radar Lampung, tempat serupa tak hanya ada di daerah Pemandangan, tetapi juga ekspansi ke tempat lain. Itu terpantau ada beberapa di sepanjang Jl. Soekarno-Hatta mulai wilayah Panjang hingga Wayhalim, Bandarlampung.

Tempat-tempat itu terlihat sangat meriah dengan lampu kerlap-kerlip serta suara musik yang terdengar hingga ke jalan.  Ditambah beberapa wanita cantik dengan pakaian seksi di depannya yang akan menarik perhatian lelaki yang melintasi jalan tersebut. 

Modusnya, tempat-tempat tersebut dipasangi spanduk besar bertuliskan pijat tradisional yang terpampang tepat di depan ruko. Harga yang mereka tawarkan untuk pijat berkisar Rp120 hingga Rp150 ribu untuk sekali pijat. 

Kategori :