JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan hasil investigasi tabrakan Kereta Api Turangga dengan KA Lokal Bandung Raya (Baraya) di km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur–Cicalengka yang terjadi pada Jumat (5/1) silam.
Investigator IK Perkeretaapian KNKT Gusnaedi Rachmanas mengatakan tabrakan ini terjadi akibat adanya gangguan persinyalan yang dikirim sistem interface.
Untuk diketahui, sistem interface merupakan alat khusus yang disiapkan guna membantu menerjemahkan bahasa sinyal mekanik menjadi elektrik, begitu pun sebaliknya.
Gusnaedi mengatakan, gangguan tersebut terjadi karena sistem interface yang mendadak memberi sinyal aman ke Stasiun Haurpugur dan Stasiun Cicalengka. Padahal, hal tersebut terjadi tanpa ada perintah dari kedua sistem sinyal di stasiun tersebut.
BACA JUGA:Indonesia Jajaki Kerja Sama Pelatihan SDM dengan Pemerintah Laos
’’Tanpa perintah peralatan blok mekanik (uncommanded signal) Stasiun Cicalengka yang terproses oleh sistem interlocking blok elektrik Stasiun Haurpugur. Uncommanded signal tersebut kemudian ditampilkan pada layar monitor Stasiun Haurpugur sebagai indikasi seolah-olah telah diberi “blok aman“ oleh Stasiun Cicalengka,” kata Gusnaedi dalam konferensi pers di kantor KNKT, Jakarta, Kamis (16/2).
’’Indikasi telah diberi ’blok aman’ ini berdampak pada proses pengambilan keputusan untuk memberangkatkan KA dari masing-masing stasiun karena secara sistem Stasiun Haurpugur dapat memberangkatkan KA 350 CL Bandung Raya menuju Stasiun Cicalengka,” tambahnya.
Selanjutnya, Gusnaedi mengungkapkan ketika KA Lokal Baraya diberangkatkan dari Stasiun Haurpugur, sistem persinyalan elektrik mengirim sinyal “warta lepas” atau info berangkat KA Lokal Baraya ke Stasiun Cicalengka.
Akibatnya, indikator sinyal di Stasiun Cicalengka berubah menjadi putih alias aman. Hal itu, kata Gusnaedi, yang membuat Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) memutuskan untuk tetap melepas KA Turangga menuju Stasiun Haurpugur.
“Input ini menyebabkan indikator blok mekanik Stasiun Cicalengka berubah menunjukkan “Blok Ke Haurpugur” berubah menjadi putih sehingga Stasiun Cicalengka dapat melangsungkan KA 65A Turangga berjalan langsung ke Stasiun Haurpugur,” ungkapnya.
’’Beberapa saat kemudian terjadi tabrakan kedua kereta di depan sinyal masuk Stasiun Cicalengka,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, mengakui dari insiden tersebut juga dipengaruhi oleh faktor manusia dan peralatan mekanik yang sudah tua.
“Memang ini keterlibatan faktor manusia, kontribusi manusia memang ada tapi di sini peralatan di Cicalengka mekanik yang sudah tua,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sinyal di Stasiun Cicalengka masih menggunaan sinyal blok mekanik, sedangkan sinyal di Stasiun Haurpugur berupa sinyal elektrik. (jpc/c1/ful)