JAKARTA - Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) bertunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (31/1). Ribuan massa mengenakan seragam desa itu menuntut DPR RI segera mengesahkan Revisi Undang-Undang Desa.
”Hari ini (kemarin) undang-undang desa kita perjuangkan. Ingat sampai sore pun kita berkumpul, harga mati Revisi Undang-Undang Nomor 6,” kata Ketua Umum Apdesi Surta Wijaya saat berorasi dari mobil komando.
Ia meminta Ketua DPR RI Puan Maharani bisa segera meresmikan revisi UU Desa. “Semua kita doakan, semoga Ketua DPR hatinya dibukakan bahwa sesungguhnya yang hadir hari ini adalah masyarakat kecil dari desa, pemerintahan terkecil di desa,” tegas Surta Wijaya.
Sambil menuntut pengesahan Revisi UU Desa, massa dari Apdesi itu pun terlihat melakukan pengrusakan pagar DPR dengan palu besar san memukulkannya ke tembok pagar DPR.
BACA JUGA:Pj Bupati Lampura Sudah Diusul, Pringsewu dalam Pembahasan
Mereka juga turut merusak pagar DPR. Massa aksi lainnya pun turut melemparkan botol plastik dan juga batu ke arah petugas yang tengah berjaga di halaman gedung DPR.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menyebut bahwa massa aksi Apdesi tersebut sudah merencanakan kericuhan dalam aksi di depan Gedung DPR RI. Hal itu menurutnya sudah diendus anggota kepolisian.
“Hari ini teman-teman melihat ada aksi penyampaian pendapat di DPR yang sedikit diwarnai pengerusakan sebagian kecil dari pagar DPR luar, dan kita tahu mereka sudah mempersiapkan,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (31/1).
Sejak Selasa (30/1), ia mengatakan bahwa pihak kepolisian sudah merazia barang-barang yang dianggap akan membuat suasana demo menjadi ricuh. “Sudah dapatkan banyak sekali lebih dari 30 (ban). karena kalau ban dibakar 30 biji bisa dibayangkan asap hitam seolah olah nanti membuat kekacauan,” ungkapnya.
BACA JUGA:Ingin Melerai Keributan, Polisi Polda Lampung Malah Dipukuli
Namun begitu, ia memastikan bahwa dalam aksi yang ricuh tersebut tak ada anggotanya yang mengalami luka usai adu serangan dengan massa yang melempar batu. “Alhamdulillah enggak ada. Kita kan dilengkapi dengan helm, dengan tameng, kita bisa ngeliat ke atas ada lemparan batu-batu dan botol. Kalau botol sih saya rasa kalau kena enggak papa kecuali kalau ada isinya,” pungkas Karyoto.(ana-jpc/rim)