JAKARTA – Aktivitas ekspor memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasalnya , ekspor memiliki kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Di tengah pasar internasional yang terus berkembang, Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi yang berkembang pesat telah mencatat pencapaian yang membanggakan dalam ekspor industri manufaktur.
Dilansir dari Antara, Jumat (19/1), ekspor industri manufaktur Indonesia selama 2023 tidak hanya mampu mempertahankan stabilitasnya, tetapi juga berhasil melampaui target yang telah ditetapkan.
Kementerian perindustrian melaporkan bahwa ekspor industri manufaktur atau non-migas pada tahun 2023 hampir mencapai 187 miliar dolar AS, yang mana nilai ini telah melebihi target yang ditetapkan.
BACA JUGA:Lagi, Regulasi DJPK Pembebanan Pajak Rokok Elektrik Disoal
Berdasarkan data Kemenperin pada 17 Januari 2024, nilai ekspor industri manufaktur tahun 2023 berhasil mencapai 186,98 miliar dolar AS dengan target yang ditetapkan yakni sebesar 186,40 miliar dolar AS.
Nilai ekspor industri manufaktur ini berkontribusi sebesar 72,24% terhadap nilai total ekspor.
Agus Gumiwang selaku Menteri Perindustrian mengungkapkan bahwa produk manufaktur Indonesia memiliki daya saing yang tinggi, di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil.
Adapun tujuan ekspor industri manufaktur Indonesia sebagian besar ditujukan ke China dengan persentase sebesar 23,60%.
BACA JUGA: Pemerintah Percepat Buka Keran Impor Beras Hadapi Ramadhan
Selanjutnya diikuti oleh Amerika Serikat sebesar 12,25% dan India sebesar 6,33%. Adapun sektor penyumbang terbesar yakni sektor logam dasar sebesar 42,01 miliar dolar AS, makanan sebesar 41,56 miliar dolar AS, bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 16,60 miliar dolar AS.
Tak hanya itu saja sektor kendaraan bermotor meliputi trailer dan semi trailer sebesar 9,24 miliar dolar AS, barang elektronik beserta optik sebesar 9,12 miliar dolar AS, dan kertas meliputi barang dari kertas sebesar 8,37 miliar dolar AS.
Pencapaian ini tentunya tak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan Kementerian Perindustrian dalam memacu kegiatan ekspor.
Upaya yang pertama terletak pada Sumber Daya Manusia, yang mana kemenperin meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan program pendidikan dan pelatihan vokasi.
Upaya kedua yakni Kemenperin memastikan penerapan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk industri berjalan dengan baik.