BANDARLAMPUNG - Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya melepas 34 mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Angkatan 3. Dalam pelepasan digelar Parade Budaya bertema Pelita Nusantara di Bumi Sai Ruwa Jurai di aula Lt. III IIB Darmajaya, Rabu (10/1).
Kesan-kesan diungkapkan mahasiswa PMM selama empat bulan menimba ilmu di Lampung, khususnya di IIB Darmajaya. Maria Mbere, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, menyatakan kesan yang ada di benaknya ketika itu bahwa Lampung ini provinsi yang sejuk. “Pikiran saya waktu itu Lampung ini sejuk. Ternyata sama saja dengan Kupang. Panas. Polusi udaranya juga cukup tinggi,” katanya.
Warga Flores ini melanjutkan, dari media sosial Lampung ini terkotor dan banyak begal serta ada yang bilang masyarakatnya sulit diajak bergaul. ‘’Kenyataanya malah sebaliknya. Lampung termasuk daerah yang bersih, nyaman tidak banyak begal, dan masyarakatnya ramah mudah diajak bergaul,” ujarnya.
BACA JUGA:Daftar Program RPL S-2 Prodi Magister Manajemen, Danrem 043/Gatam Resmi Mahasiswa IIB Darmajaya
Maria Mbere menuturkan, kebutuhan pokok di Lampung termasuk lebih mahal dari Kupang. ‘’Kalau kebutuhan pokok lebih mahal dari Lampung. Ya mahal sedikit,” ungkapnya.
Terkait makanan, Maria Mbere mengaku tidak sesuai lidahnya. “Jujur, kalau makanan saya tidak ada yang berkesan. Contohnya makan di sini kebanyakan makan daging, ikan, tahu, dan tempe. Jarang ada sayur-sayuran. Ya, kebiasaan kami di Kupang lebih banyak makan sayur-sayuran,” katanya.
Selama mengikuti PMM di IIB Darmajaya, Maria Mbere mengaku senang. “Banyak teman baik di sini. Dosennya lebih baik dari di Kupang. Di Kupang, saya ambil jurusan Agrobisnis Perikanan. Di IIB Darmajaya, saya lintas jurusan ambil Prodi Bisnis Digital dengan lima mata kuliah,” ujarnya.
BACA JUGA:Hasil Debat Capres 2024, Mahasiswa UTI Berdiskusi
Maria Mbere mengaku kagum terhadap keindahan budaya yang dimiliki Lampung. “Di Lampung, kami mendapat makna toleransi dan persahabatan sejati. Saya akan selalu merindukan Lampung,” ungkapnya.
Hal sama diungkapkan M. Nur Anshari Tajuddin dari Universitas Negeri Makassar, Sulawesi Selatan. “Cukup senang bisa mengikuti PMM di Lampung. Bisa banyak mengenal budaya Lampung,” katanya.
Nur yang merupakan mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis menyatakan dalam benaknya Lampung ini banyak begal seperti yang tersiar di media sosial. “Di sini aman-aman saja. Kalau saya bilang lebih keras di Makassar,” ujarnya.
Nur mengaku berkesan makanan khas Lampung, yakni seruit. “Seruit Lampung. Nggak ada di Makassar. Kemudian ada segubal. Di sini lebih besar dari cara bungkusnya. Kalau di Makassar kecil-kecil,” ungkapnya yang mengambil Prodi Desain Komunikasi Visual di IIB Darmajaya.
BACA JUGA:Bupati Musa Ahmad Dilaporkan ke Polda
Sementara Wakil Rektor Bidang Nonakademik IIB Darmajaya Muprihan Thaib, S.Sos., M.M. mengucapkan Alhamdulillah PMM sudah di penghujung. ’’Sudah di akhir setelah ujian akhir semester (UAS). Selesai semua kegiatan PMM ini. Ingat motto yang disampaikan adalah bertukar sementara, bermakna selamanya. Walaupun cuma satu semester bisa membawa manfaat dan dampak yang besar,” ucapnya.
Menurut Muprihan, bagaimana generasi muda atau mahasiswa mampu mengeksplor dan memahami keberagaman budaya bangsa. ’’Bila telah memahami dan mengeksplor budaya nusantara dapat menghindari perpecahan. Salah satu tujuan PMM menjalin sebuah pertemanan dan persahabatan dengan mahasiswa dari berbagai daerah. Kita selama ini hanya kenal di kampus kita,” ujarnya.