Ketiga, rutin bergerak dan olahraga ringan. Melakukan aktivitas fisik ringan selama 15–30 menit, seperti jalan kaki atau latihan sederhana, dapat membantu menjaga sirkulasi darah tetap lancar dan kesehatan pembuluh darah otak.
Menurut World Health Organization (WHO), kurangnya aktivitas fisik merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular termasuk stroke.
Keempat, kelola stres dengan cara yang positif. Stres berkepanjangan dapat menyebabkan tekanan darah meningkat, yang pada gilirannya memperbesar risiko serangan stroke.
Situs American Heart Association (AHA) menuliskan bahwa metode seperti latihan pernapasan, meditasi, dan kegiatan relaksasi terbukti membantu menurunkan tekanan darah dan memperbaiki respons tubuh terhadap stres.
Kelima, tidur cukup dan berkualitas. Kurang tidur atau tidur dengan kualitas buruk bisa meningkatkan gangguan metabolisme, tekanan darah, serta inflamasi, semua merupakan faktor pemicu stroke.
American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa gangguan tidur seperti apnea atau durasi yang terlalu singkat berkaitan dengan peningkatan risiko stroke.
Keenam, hentikan kebiasaan merokok dan batasi alcohol. Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan telah terbukti menjadi dua faktor utama yang merusak pembuluh darah dan otak.
World Stroke Organization menjelaskan bahwa perokok yang mengisap sekitar 20 batang per hari memiliki risiko stroke hingga enam kali lipat dibanding orang yang tidak merokok. Kemudian konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan tekanan darah serta memicu kelainan irama jantung yang dapat berkembang menjadi stroke.