Tingginya Tarif Jadi Penyebab Jalan Tol Sepi

Ilustrasi jalan tol. --FOTO ISTIMEWA

JAKARTA - Sejumlah ruas jalan tol di Indonesia masih mencatat volume lalu lintas rendah meski telah beroperasi penuh. Pakar infrastruktur menilai tingginya tarif dan lemahnya konektivitas dengan jalur logistik menjadi penyebab utama rendahnya minat pengguna.

 

Direktur Eksekutif Pusat Kajian Infrastruktur Strategis (Pukis) M.M. Gibran Sesunan menilai persoalan ini berakar dari perencanaan proyek yang terlalu optimistis.

 

Gibran menyoroti bahwa banyak studi kelayakan proyek tol tidak realistis terhadap kondisi ekonomi dan pola mobilitas masyarakat.

 

’’Optimisme berlebihan membuat proyeksi lalu lintas dalam studi kelayakan meleset jauh dari kenyataan. Akibatnya, banyak proyek sulit memenuhi standar pelayanan dan akhirnya merugi,” ujar Gibran dikutip dari Antara, Sabtu (8/11).

 

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa terdapat 21 ruas jalan tol dengan trafik di bawah 50% dari asumsi yang tertuang dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) berdasarkan data 2024.

 

Menurut Gibran, tarif mahal menjadi faktor penghambat utama. Ia mencontohkan, tarif golongan I di Tol Manado-Bitung mencapai Rp1.200 per kilometer yang dinilai memberatkan sektor logistik dan transportasi barang.

 

Kondisi serupa juga terjadi di ruas Bengkulu-Taba Penanjung, Krian-Legundi-Bunder-Manyar, dan Kanci-Pejagan, yang sama-sama dilaporkan sepi pengguna.

 

Tag
Share