JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat arus modal asing keluar (capital outflow) sebesar Rp940 miliar dari pasar keuangan domestik selama periode 20–23 Oktober 2025. Tekanan terbesar berasal dari aksi jual investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
’’Berdasarkan data transaksi 20-23 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp94 miliar,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resmi, Minggu (26/10/2025).
Ramdan memerinci, aksi jual bersih tersebut terdiri atas jual neto Rp2,73 triliun di pasar SBN dan Rp1,28 triliun di SRBI, sementara pembelian bersih (net buy) sebesar Rp3,08 triliun tercatat di pasar saham.
Secara kumulatif, sejak awal tahun hingga 23 Oktober 2025, investor asing masih mencatat jual neto Rp48,36 triliun di pasar saham dan Rp136,76 triliun di SRBI, tetapi menambah posisi beli neto Rp8,58 triliun di SBN.
Menurut Ramdan, dinamika arus modal asing turut memengaruhi persepsi risiko investor terhadap Indonesia yang tercermin dari premi credit default swap (CDS) tenor 5 tahun.
“Per 23 Oktober 2025, premi CDS Indonesia berada di level 80,44 basis poin (bps), menurun dibandingkan posisi 81,78 bps pada 17 Oktober 2025,” jelasnya.
Sementara itu, nilai tukar rupiah ditutup pada Rp16.600 per dolar AS di akhir perdagangan 23 Oktober 2025. Yield SBN 10 tahun naik menjadi 5,98%, sementara indeks dolar AS (DXY) menguat ke 98,94 dan yield US Treasury 10 tahun turun ke 4,001%.
Ramdan menambahkan, kondisi tersebut sejalan dengan dinamika perekonomian global dan domestik yang masih berfluktuasi.