JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi sebesar Rp13.000 triliun dalam kurun waktu 2025–2029. Target besar ini ditetapkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8%.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat yang menyumbang sekitar 55%. Sementara itu, kontribusi investasi terhadap perekonomian berkisar 26%-30%.
’’Domestik konsumsi itu angkanya sekitar 55%. Faktor penentu utama yang kedua adalah sisi realisasi investasi 26%-30%,” ujar Todotua dalam Indonesia Green Mineral Investment Forum di kantor BKPM, Jakarta, Kamis (2/10).
Untuk 2025, pemerintah menargetkan investasi dapat menembus Rp1.900 triliun. Todotua menegaskan bahwa pencapaian total Rp13.000 triliun dalam lima tahun bukan hal mudah, sehingga strategi hilirisasi akan terus dimaksimalkan.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah yang bisa memberikan nilai tambah besar jika diolah melalui hilirisasi. Pemerintah telah memetakan sejumlah klaster hilirisasi, mulai dari mineral, batu bara, perkebunan, kehutanan, kelautan, hingga perikanan.
Kesuksesan hilirisasi mineral, khususnya nikel, disebut sebagai bukti nyata yang diharapkan dapat diikuti sektor lainnya.
“Kita menggenjot komoditi atau menggenjot sektor yang kita bisa harapkan agar angka pertumbuhan investasi meningkat,” ungkap Todotua. (beritasatu.com/c1)