Produk ini juga telah di daftarkan Hak Paten di DJKI Kemenkumham RI dengan Nomor Pendaftaran S00202413973. Menurut penjelasan Deka Rama dani, ide ini berawal dari pengamatan terhadap banyaknya limbah kotoran sapi di sentra-sentra peternakan yang belum diolah dengan baik, sehingga berpotensi mencemari lingkungan.
Antusias pengunjung pada pameran produk riset unggulan Digital Smart Composter di KSTI 2025- FOTO IST -
BACA JUGA: Inflasi AS Naik, Wall Street Cetak Rekor
“Kami ingin menghadirkan solusi teknologi yang dapat membantu peternak mengelola limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos secara efisien. Alat ini mengurangi bau, mempercepat proses, dan memastikan kualitas kompos sesuai standar pertanian,” jelas Deka.
Sementara itu, Fadhlurohman Mergo Penateh menambahkan bahwa sistem IoT pada alat ini memungkinkan peternak memantau seluruh parameter proses komposting secara real-time melalui aplikasi ponsel. “Peternak bisa memantau kapan saja suhu mulai menurun atau kelembapan berkurang. Sistem akan memberikan notifikasi sehingga proses dapat segera disesuaikan. Dengan cara ini, waktu pengomposan bisa lebih singkat dan hasilnya optimal,” ujarnya.
BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Menguat 34 Poin
Dukungan Penuh dari Rektor Universitas Teknokrat Indonesia
Kehadiran tim mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia di KSTI 2025 mendapatkan dukungan langsung dari Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. HM. Nasrullah Yusuf. Dalam wawancara, beliau mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian mahasiswa yang berhasil membawa inovasi dari Lampung ke ajang nasional bergengsi. “Mahasiswa Teknokrat selalu kami dorong untuk menghasilkan karya yang langsung menjawab permasalahan nyata di lapangan. Digital Smart Composter ini adalah contoh inovasi yang lahir dari kepedulian terhadap lingkungan dan kebutuhan peternak,” kata Dr. Nasrullah Yusuf.
Beliau juga menekankan bahwa inovasi ini memiliki prospek besar untuk dihilirkan ke industri, mengingat Indonesia memiliki populasi sapi yang tinggi dan kebutuhan pupuk organik yang terus meningkat.
BACA JUGA: Kaji Ulang Aturan Impor Truk CBU asal Tiongkok!
Antusiasme Pengunjung dan Potensi Hilirisasi
Sejak dibuka, stan Universitas Tekno krat Indonesia di arena pameran selalu dipadati pengunjung. Mereka terlihat antusias melihat demo proses pengomposan kotoran sapi menggunakan Digital Smart Composter, yang ditampilkan melalui layar monitor dengan data sensor yang bergerak secara real-time.
Yang menarik perhatian adalah produk Digital Smart Composter pada acara pameran tersebut dikunjungi oleh MENDIKTISAINTEK RI Prof. Brian Yulianto, WAMENDIKTISAINTEK Prof. Stella Christie, dan para peneliti serta beberapa pengunjung berasal dari industri agribisnis dan peternakan, yang melihat peluang besar penerapan alat ini untuk meningkatkan efisiensi produksi pupuk organik. Ada pula perwakilan pemerintah daerah yang mempertimbangkan penggunaan alat ini dalam program pengelolaan limbah peternakan.
Dr. Dedi Darwis, selaku dosen pembimbing, menjelaskan bahwa desain Digital Smart Composter fleksibel untuk digunakan pada skala kecil maupun besar. “Kami membuat versi prototipe yang mudah digunakan peternak di desa, namun ke depannya teknologi ini bisa dikembangkan untuk skala industri. Data dari sensor juga dapat disimpan di cloud untuk analisis jangka panjang,” ungkapnya.
BACA JUGA: Akhirnya Jembatan Bambu Ditinjau BPJN Lampung
Menuju Pekan Inovasi Mahasiswa Pertanian Indonesia 2025