BANDARLAMPUNG – Semangat perubahan digelorakan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal untuk mengatasi anak putus sekolah.
Ya, dalam pertemuan strategis bersama Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana, Senin (14/7), gubernur muda itu menyampaikan dukungan penuh terhadap program Sekolah Siger.
Ia menyerukan kolaborasi lintas sektor demi mewujudkan Kota Tapis Berseri sebagai tulang punggung kemajuan Lampung.
Bertempat di ruang kerja Gubernur Lampung, pembahasan berlangsung intens. Mulai pendidikan, pengelolaan sampah, hingga penataan kawasan pariwisata. Semua disatukan dalam satu semangat, yakni kolaborasi konkret demi kesejahteraan rakyat Lampung.
“Bandar Lampung ini bukan sekadar ibukota provinsi. Tapi poros utama ekonomi, pusat perputaran uang, dan etalase kemajuan Lampung,” tegas Mirza.
Mirza mengungkapkan, sebanyak 60 persen uang yang berputar di Provinsi Lampung bersumber dan beredar di Kota Bandar Lampung. Bahkan, dari 17 juta wisatawan yang datang ke Lampung, sekitar 70 persen memilih Bandar Lampung sebagai destinasi belanja utama.
BACA JUGA:Penerima Bansos Ketahuan Judi Online Akan Disanksi, Cak Imin: Bisa Dicabut Total!
Tak ingin anak-anak Lampung terjebak kemiskinan struktural karena putus sekolah, Gubernur Mirza mendukung Program Sekolah Siger yang digagas Pemkot Bandar Lampung.
“Ini adalah langkah progresif. Saya minta datanya direkap. Anak-anak putus sekolah di Bandar Lampung harus kita bantu. Ini soal IPM, ini soal masa depan generasi,” ujar Mirza dengan tegas.
Menurutnya, hanya 62 persen lulusan SMP di Lampung yang melanjutkan ke jenjang SMA, 21 persen ke perguruan tinggi, dan hanya 3 persen lulusan kuliah yang berhasil terserap di dunia kerja Lampung. Situasi ini disebutnya darurat, dan harus dijawab dengan aksi nyata, bukan hanya retorika.
Sekolah Siger sendiri merupakan program pendidikan gratis bagi anak-anak yang tidak tertampung di sekolah negeri. Gubernur memastikan, Pemprov Lampung siap membantu integrasi program tersebut agar dapat menyasar lebih luas.
BACA JUGA:Saatnya Skuad Garuda Pesta Gol
Tak hanya pendidikan. Isu persampahan pun jadi prioritas. Mirza menyebut akan dibentuk Satgas Persampahan gabungan antara Pemprov, Pemkot Bandar Lampung, dan Pemkab Lampung Selatan.
Targetnya, Pengelolaan 1.000 ton sampah per hari. Hal ini Ini demi menjawab kebutuhan proyek TPST yang telah masuk Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Kami juga minta Pemkot tunjuk lahan untuk embung. Ini bukan hanya solusi persampahan, tapi strategi menahan banjir yang tiap musim hujan kerap melanda,” tambahnya.