Petani Sang Tabib Tanaman Penjaga Kesempurnaan Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Selasa 27 May 2025 - 21:43 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Tim Redaksi

Oleh: Novita 

MENGAPA gelar tabib yang disematkan? Mengapa bukan dokter? Masyarakat kita sangat bangga dengan profesi sebagai dokter.

Karena tugas dokter identik dengan tugas yang mulia membantu manusia yang sakit hingga memiliki harapan untuk sembuh dan sehat. Begitu juga menjadi dokter hewan, membantu hewan-hewan kesayangan kita untuk bisa sembuh. Dokter melakukan diagnosa terhadap penyakit yang diderita, lalu memberikan resep obat, yang bisa diambil di apotik.

BACA JUGA:Kerukunan Umat Beragama Memajukan Lampung

Bagaimana dengan profesi tabib? Tabib adalah sebutan tradisional untuk orang yang ahli dalam mengobati penyakit, biasanya menggunakan pengobatan alami, herbal, atau metode tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. 

Jika petani disebut dokter tanaman, meskipun bukan dalam arti harfiah, bisa saja. Seorang petani yang berpengalaman biasanya sangat memahami gejala-gejala pada tanaman, tahu kapan tanaman “sakit” karena hama, penyakit, atau kekurangan unsur hara, dan bisa menentukan “obatnya”, entah berupa pestisida, pupuk, atau metode budidaya yang tepat.

Setelah petani melakukan diagnosa terhadap tanaman, maka mereka pergi ke toko pertanian untuk membeli pestisida atau pupuk yang dibutuhkan tanaman. Mirip dengan bagaimana dokter mendiagnosis pasien dan memberikan resep, obat diambil di apotek.

Dalam opini ini penulis memberikan gelar petani sebagai tabib tanaman. Ciri khas profesi tabib memadukan dengan spiritualitas, seperti doa, mantra, atau ritual tertentu (tergantung budaya setempat). 

Dan mengandalkan ramuan dari tumbuhan seperti akar-akaran, daun, rempah, dan bahan alam lainnya yang diracik sendiri, mengandalkan pengetahuan warisan leluhur. Petani di Indonesia, khususnya yang mengembangkan pertanian organik atau pertanian selaras alam melakukan diagnosa sebelum memberi pupuk atau melakukan semprotan untuk hama dan penyakit.

Jika ada tanaman yang sakit, mereka mencari penyebabnya, apakah pengaruh dari kurangnya hara di dalam tanah, atau karena hama dan penyakit tanaman. Setelah mereka menemukan penyebabnya, lalu mereka mulai mengobati tanaman tersebut. Petani mendiagnosa tanah yang kekurangan unsur hara dengan melihat tanaman yang sakit dengan memperhatikan ciri-ciri yang ditampakkan.

Umumnya mereka melihat tanaman yang kekurangan unsur hara nitrogen, kalium dan fosfor. Jika tanaman kekurangan unsur nitrogen, daun tanaman akan menguning, tanaman tampak kerdil, lambat berkembang, jumlah daun sedikit dan berukuran lebih kecil dari ukuran ideal daun pada umurnya.

Sedangkan jika kelebihan unsur nitrogen, daun terlalu hijau dan rimbun. Tanaman tinggi tetapi lemah yang mengakibatkan mudah roboh, bunga dan buah mudah rontok. Cara mengatasi kekurangan unsur nitrogen, dengan memberikan pupuk susulan yang banyak mengandung unsur nitrogen.

Seperti pupuk cair dari fermentasi daun-daun terutama daun kacang-kacangan (Family Leguminosae) atau menggunakan pupuk slury yaitu pupuk cair hasil fermentasi kotoran sapi atau kerbau selama 1,5 bulan.

Sedangkan untuk mengatasi kelebihan unsur nitrogen di dalam tanah, mereka menambahkan pupuk mengandung kalium dan fosfor.Untuk tanaman kekurangan unsur kalium, ditampakkan dengan tepi daun yang berwarna kuning atau kecoklatan seperti terbakar, daun mengkerut dan berwarna kusam.

Batang tidak kokoh, dan buah tidak tumbuh sempurna. Sedangkan untuk kelebihan kalium jarang terjadi pada tanaman, karena tanah mengikat unsur kalium dan mengeluarkan untuk tanaman secara perlahan.

Tags :
Kategori :

Terkait