Transformasi Ekonomi ala Prabowonomics: Solusi atau Delusi?

Jumat 04 Apr 2025 - 20:43 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Tim Redaksi

 

Pilar kedua adalah kebijakan fiskal ekspansif yang berfokus pada stimulus fiskal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Jepang meningkatkan belanja publik dan mengimplementasikan program stimulus untuk mendukung proyek infrastruktur dan sektor-sektor vital lainnya. 

 

Terobosan itu diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya beli masyarakat, dan memicu konsumsi domestik. Pengenaan pajak konsumsi yang tidak terlalu memberatkan diharapkan memantik peningkatan konsumsi masyarakat Jepang.

 

Tak dapat dinafikan, selain faktor domestik yang berkontribusi bagi pemulihan kondisi ekonomi, situasi global saat itu juga memegang peran penting. 

 

Perekonomian global dan kondisi ekonomi negara-negara besar di kawasan Eropa dan Amerika Utara juga masih berjuang mengatasi ekonomi domestik mereka yang melambat pertumbuhan ekonominya. 

 

Realitas itu sedikit banyak memengaruhi perlambatan pemulihan kondisi ekonomi Jepang.

 

Pilar terakhir abenomics adalah reformasi struktural, yang sering disebut sebagai ”third arrow”. Gebrakan itu berfokus pada upaya mengatasi kendala struktural dalam perekonomian Jepang seperti birokrasi yang kaku, pasar tenaga kerja yang terbatas, dan regulasi bisnis yang berbelit-belit. 

 

Dengan melakukan reformasi itu, sektor bisnis akan lebih efisien, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Terbukti, berkat kebijakan abenomics, Jepang berhasil mempercepat pertumbuhan ekonominya. Dampak positif lainnya, tingkat pengangguran Jepang menurun dari 4 persen pada 2012 menjadi 3,7 persen pada 2013.

 

MEREVISI KEGAGALAN HISTORIS

Tags :
Kategori :

Terkait