JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan lebih dari 6 persen pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/3), ditengarai dipicu oleh beberapa faktor. Sebagaimana diketahui, penurunan 6,12 persen ke posisi 6.076,08 pada sesi I perdagangan kemarin memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan suspensi (trading halt).
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus menyebut ada berbagai sentimen dari global. Di antaranya tensi geopolitik yang meningkat karena Presiden Rusia Vladimir Putin berkeinginan menjalankan perang lebih lama.
"Lalu, pembalasan tarif yang lebih besar dari Uni Eropa terhadap Amerika Serikat (AS), serta kekhawatiran pelaku pasar terhadap resesi di AS yang terus meningkat," kata Nico, Selasa.
Sementara itu, dari dalam negeri sentimen berupa penerimaan Indonesia yang mengalami penurunan hingga 30 persen, yang mengakibatkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melebar.
"Sehingga membutuhkan penerbitan utang yang lebih besar dan tentu saja rupiah yang semakin melemah," ujar Nico.
Dengan data itu, menurut dia, dapat menyebabkan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) juga akan lebih sulit untuk mengalami penurunan. Lalu, penerimaan pajak domestik yang mengalami penurunan hingga 30,19 persen Year-on-Year (yoy) yang hanya senilai Rp 269 triliun.
Kemudian, defisit APBN yang mencapai Rp 31,2 triliun per Februari 2025. Selain itu, juga belanja pemerintah juga turun 7 persen, sehingga utang pun naik 44.77 persen pada Januari 2025.