JAKARTA - Pemerintah bergerak cepat menyelamatkan eks karyawan pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex Group). Mantan karyawan itu dijanjikan tidak kehilangan mata pencaharian setelah perusahaan berhenti beroperasi.
Langkah itu mendapat apresiasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). ’’Kemarin, Pak Presiden memanggil sejumlah menteri dan kurator untuk membahas. Hasilnya, ada investor baru yang siap mengambil alih aset Sritex dan para pekerja bisa kembali bekerja dalam dua minggu ke depan," kata Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman kepada wartawan Rabu (5/3).
"Kita melihat pemerintah bergerak cepat, tidak mau ketidakpastian menghantui eks pekerja Sritex,” sambung Andy Budiman.
Kata Andy, dari sikap itu terlihat pemerintahan Prabowo Subianto sigap melihat situasi dan mencari solusi. “PSI mengapresiasi langkah gercep pemerintah dalam menemukan solusi. Semoga tidak ada kendala dan para pekerja bisa kembali bekerja bisa segera terwujud,” kata Andy.
Pabrik tekstil PT Sritex Group di Kabupaten Sukoharjo resmi berhenti beroperasi pada Sabtu 1 Maret 2025 karena dinyatakan pailit. Total lebih dari 10 ribu karyawan terkena PHK.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyatakan dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto Senin (3/3), PT Sritex dan pemerintah mengaku telah menemukan jalan keluar terhadap nasib ribuan karyawan perusahaan tekstil itu.
Dalam dua pekan mendatang eks karyawan PT Sritex Group bakal dipekerjakan kembali setelah ada investor baru yang akan masuk. ”Tadi sudah disampaikan bahwa dalam dua minggu ke depan para pekerja akan dipekerjakan kembali,” ujarnya.
Dia berharap rencana tersebut menjadi kabar baik bagi para pekerja. Yassierli menambahkan, para pekerja juga akan tetap mendapatkan haknya atas kompensasi PHK. Antara lain jaminan hari tua (JHT) dan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP). ”Diharapkan JHT dan JKP tersebut bisa segera dimanfaatkan oleh para pekerja,” imbuhnya. Terkait skema baru itu, Yassierli menyebut tim kurator PT Sritex sudah mempersiapkan teknisnya.
Perwakilan tim kurator PT Sritex Nurma Sedikin menjelaskan, opsi bisnis yang saat ini diambil adalah menyewakan alat berat kepada investor baru. Cara itu sekaligus untuk menjaga nilai aset yang dimiliki perusahaan.