Achmad juga mengingatkan bahwa akan ada biaya tersembunyi yang mungkin muncul sebagai dampak dari kebijakan ini.
ASN yang bekerja dari rumah tetap membutuhkan fasilitas yang memadai, seperti koneksi internet yang stabil, perangkat kerja yang sesuai, serta lingkungan yang kondusif untuk bekerja.
Beberapa ASN mungkin tetap disiplin dan produktif, namun tidak sedikit yang akan menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan tugas tanpa pengawasan langsung.
Oleh karena itu, Achmad menekankan pentingnya penerapan sistem evaluasi berbasis output dan target yang jelas untuk menghindari penurunan kinerja.
Selain itu, Kementerian dan lembaga diharapkan memiliki kebijakan yang fleksibel dalam menyesuaikan jadwal kerja ASN agar tidak terjadi ketimpangan dalam pembagian beban kerja.
Pembagian tugas yang adil harus memperhatikan kesetaraan antara ASN yang bekerja dari rumah dan yang tetap bekerja di kantor.
“Pembagian tugas harus dilakukan secara adil dan mempertimbangkan kesetaraan antara ASN yang bekerja dari rumah dan yang tetap bekerja di kantor,” pungkas Achmad. (rnn/c1/abd)