Langkah Menjadi Manusia yang Layak

Jumat 07 Feb 2025 - 22:23 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Tim Redaksi

 

Ia memperkenalkan konsep radikal böse (kejahatan radikal), yang merujuk pada kecenderungan manusia memprioritaskan kepentingan diri sendiri di atas prinsip moral universal. 

 

Menurutnya, tindakan jahat terjadi ketika seseorang memilih melanggar hukum moral yang seharusnya diikuti oleh akal praktis. Kejahatan, dalam pandangan Kant, adalah keputusan sadar mengabaikan kewajiban moral, meskipun manusia memiliki kapasitas rasional memahami dan memilih yang benar.

 

Maka, Kant menawarkan, pendidikan moral dan latihan dalam pembentukan karakter diperlukan agar manusia mampu menundukkan dorongan egois dan tetap setia pada hukum moral.

 

Di abad lalu, Hannah Arendt dalam Eichmann in Jerusalem: A Report on the Banality of Evil (1963) menyajikan pandangan, kejahatan tidak selalu berasal dari dorongan sadis atau ambisi besar, melainkan dari ketiadaan pemikiran mendalam dan kesadaran moral.

 

Ia memperkenalkan konsep banality of evil yang menunjukkan manusia biasa, seperti Adolf Eichmann, mampu melakukan tindakan kejahatan besar hanya karena mereka menjalankan perintah tanpa mempertanyakan konsekuensi moralnya. 

 

Arendt berpendapat, kejahatan dapat berkembang dalam situasi di mana orang tidak reflektif dan menyerah pada mekanisme birokrasi serta norma sosial yang tidak adil. Dalam hal ini, kejahatan tidak selalu berbentuk kebencian terang-terangan, melainkan ketidakpedulian moral yang memungkinkan individu memisahkan diri dari tanggung jawab atas tindakan mereka.

 

Oleh karena itu, pemikir perempuan berdarah Yahudi itu menekankan pentingnya berpikir kritis sebagai cara mencegah terjadinya kejahatan, terutama dalam struktur sosial yang memfasilitasi ketaatan buta dan dehumanisasi.

 

Sementara dalam perspektif neurosains, akar perbuatan jahat dapat dikaitkan dengan disfungsi pada area otak tertentu yang mengatur emosi, empati, dan kontrol impuls. Daniel Amen dalam Change Your Brain, Change Your Life (1998) menyatakan, gangguan pada amigdala, yang berperan dalam pengolahan rasa takut dan agresi, dapat meningkatkan kecenderungan perilaku agresif. 

Tags :
Kategori :

Terkait