BANDARLAMPUNG – Akademisi Universitas Bandar Lampung (UBL) Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir, S.T., M.A. memaparkan hasil identifikasi serta analisis perumusan aksi mitigasi dan adaptasi Pemkot Bandarlampung tentang perubahan iklim dalam tema manajemen bencana. Khususnya fokus terhadap pentingnya early warning system (EWS) untuk pengurangan dampak banjir perkotaan di Bandarlampung.
Kegiatan bertajuk Panel of Experts (PoE) and Workshop on Sustainable Climate Financing berlangsung mulai 4-6 Februari 2025. Pemaparan berlangsung di Crowne Plaza Kochi, Kochi, India, ini bertujuan memperluas jejaring kota pilot program Climate Resilience and Inclusive Cities (CRIC). Hal ini untuk mendapatkan peluang kolaborasi ke depannya dengan kota atau perusahaan di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Eropa yang dijuga didukung oleh Uni Eropa.
BACA JUGA:Tanpa Perantara, TPG Akan Langsung ke Rekening Guru
Melalui pesan WhatsApp-nya, Fritz memberikan keterangannya tentang kegiatan ini. ’’Saya mewakili delegasi Kota Bandarlampung sebagai ketua tim penulis Climate Action Plan (CAP) Report Kota Bandarlampung memenuhi undangan resmi Sekjen United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) untuk memberikan paparan tentang rencana aksi iklim untuk Kota Bandarlampung yang direncanakan Pokja Iklim Pemkot Bandarlampung,” kata Fritz.
Fritz, menyampaikan, paparan ini merupakan upaya terpadu rencana Pemkot Bandarlampung untuk meningkatkan kapasitasnya yang mencakup aspek kebijakan perubahan iklim dan sustainable development goals atau SDGs. ’’Khususnya peringatan dini (EWS)) banjir perkotaan sebagai bagian dari manajemen risiko bencana. Hal ini sangat urgen bagi kota mengingat dampak banjir yang semakin parah akhir-akhir ini,” ungkapnya. (*)