Kredit Perbankan Diprediksi Tumbuh Terbatas pada 2025

Rabu 29 Jan 2025 - 22:11 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

JAKARTA - Pertumbuhan kredit perbankan diprediksi positif pada 2025. Hanya tidak akan agresif. Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dan perlambatan penurunan suku bunga acuan global.

’’Untuk 2025, kami melihat pertumbuhan kredit perbankan masih positif. Perkiraan sebelumnya bahwa penurunan suku bunga AS akan agresif, ternyata dengan situasi terkini menjadi less aggressive dan cenderung masih dalam level yang relatif tinggi," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae lewat jawaban tertulis, Senin (27/1).

Meski demikian, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih akan cukup baik bakal menarik minat investasi ke domestik. Dengan begitu akan mendatangkan aliran dana ke dalam negeri. Sehingga meningkatkan investasi, perluasan usaha, serta meningkatkan demand kredit. 

Selain itu, proyeksi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tahun ini juga diharapkan dapat berdampak positif pada penurunan biaya dana (cos of fund). Namun tetap cukup menarik bagi nasabah untuk menempatkan dananya di perbankan. Yang mana dapat meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). 

 

Jika penghimpunan dana cukup positif, maka ketersediaan likuiditas akan terjaga. Yang kemudian menjadi sumber dana utama dalam melaksanakan penyaluran kredit perbankan. Hanya saja, perlu juga mewaspadai risiko yang timbul akibat ketidakpastian global. 

 

"Seperti melambatnya penurunan suku bunga global seiring kecenderungan meningkatnya laju inflasi. Meningkatnya volatilitas pasar keuangan dan fluktuasi perdagangan global. Serta harga komoditas yang disebabkan Trump Effect, ketegangan geopolitik yang masih berlanjut," beber Dian.

 

Pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2024 mencatatkan double digit. Yakni sebesar 10,39 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 7.827 triliun. Didorong oleh kredit investasi yang naik 13,62 persen YoY dan kredit konsumsi 10,61 persen YoY. 

 

"Sedangkan kredit modal kerja tumbuh 8,35 persen," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam paparan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). 

 

Kualitas kredit terjaga dengan rasio kredit macet alias non-performing loan (NPL) gross di level 2,08 dan NPL net 0,74 persen. Loan at risk (LaR) juga turun menjadi 9,28 persen. Di sisi lain, DPK perbankan meningkat 4,48 persen menjadi Rp 8.837 triliun. 

 

Tags :
Kategori :

Terkait