Alkohol, khususnya bir dan cocktail, dikenal sebagai pemicu beer belly. Kandungan kalori yang tinggi, seperti pada bir yang mengandung 150 kalori per kaleng, meningkatkan risiko penumpukan lemak pada perut. Selain itu, alkohol juga merangsang nafsu makan, membuat Anda cenderung mengonsumsi makanan berkalori tinggi.
5. Makanan yang mengandung lemak jenuh
Lemak jenuh yang terdapat pada daging merah berlemak, keju, dan makanan gorengan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Hal ini berkontribusi pada penumpukan lemak di area perut yang sulit dihilangkan.
6. Makanan dengan kandungan sodium tinggi
Makanan tinggi garam, seperti keripik kentang, mi instan, dan makanan kalengan, dapat menyebabkan tubuh menahan cairan. Penumpukan cairan ini membuat perut terasa kembung, meskipun tidak selalu ada peningkatan lemak.
7. Makanan yang mengandung banyak gas
Beberapa makanan sehat, seperti brokoli, kembang kol, kacang-kacangan, dan makanan tinggi serat, dapat memproduksi gas dalam saluran pencernaan. Gas ini dapat menyebabkan perut terasa penuh dan kembung. Meski sehat, konsumsi berlebihan tetap perlu dihindari agar tidak menimbulkan rasa tidak nyaman.
8. Makanan dengan pemanis buatan
Pemanis buatan, seperti aspartam atau sukralosa yang terdapat dalam makanan rendah kalori atau diet, dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus. Gangguan ini sering menyebabkan perut terasa kembung dan memicu perut buncit.
Menghindari atau membatasi konsumsi makanan tertentu dapat membantu menjaga bentuk tubuh sekaligus mengurangi risiko kesehatan akibat perut buncit. Mulailah dengan memperhatikan pola makan sehari-hari dan memilih makanan yang sehat serta bergizi seimbang.
Dengan menghindari makanan pemicu perut buncit, Anda tidak hanya menjaga penampilan, tetapi juga melindungi kesehatan tubuh secara keseluruhan. (*)