Sorgum Bisa Jadi Bahan Pangan Pengganti Beras

Selasa 14 Jan 2025 - 20:40 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong produksi pangan alternatif. Di antaranya sorgum. Dengan kandungan gizinya yang banyak, sorgum bisa menjadi bahan pangan alternatif pengganti nasi. Di beberapa daerah, tanaman sorgum mulai banyak dibudidayakan. 

Di antaranya lokasi penanaman sorgum yang sekarang jadi sorotan berada di kawasa Perhutanan Sosial di Soe, Timor Tengah Selatan, NTT. Secara khusus, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni meninjau lokasi tersebut. Dia menegaskan bahwa tanaman sorgum memiliki banyak kegunaan. ’’Sorgum punya banyak manfaat, bijinya bisa jadi tepung, batangnya bisa jadi gula," kata Raja saat kunjungan pada Senin (13/1).

Raja menjelaskan sorgum merupakan tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, bahan baku industri, hingga pakan ternak. Sorgum juga biasa dimanfaatkan sebagai pengganti beras karena memiliki kandungan gizi yang tinggi. 

Saat kunjungan itu, Raja mendapatkan fakta bahwa masih banyak petani di Kelompok Tani Hutan (KTH) Sehati diketahui masih menggunakan cakul untuk melakukan penanaman. Raja mengatakan Kemenhut akan memberikan bantuan salah satunya berupa traktor tangan. Selain itu, ia juga meminta agar para petani tak segan untuk meminta bibit.

BACA JUGA: Pemerintah Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional

"Jika perlu bibit, misalnya buah-buahan, bisa dikoordinasikan dengan kepala balai. Kita bisa siapkan," tutur Raja. 

Selain itu, Raja bersama Wamendiktisaintek Stella Christie melakukan peninjauan ke Perhutanan Sosial di Kabupaten Soe. Raja mengatakan potensi petani hutan luar biasa di wilayah itu. Namun, masih ada kendala yang dihadapi salah satunya masalah air.  "Di sini potensi petani hutannya luar biasa. Ada singkong, mete, dan pisang. Cuma masih ada beberapa kendala, salah satunya air," katanya.

Kendala itu akan diatasi dengan bantuan riset terlebih dahulu dari politeknik setempat bekerja dengan pemerintah daerah. Raja mengatakan di lokasi sudah ada pipa, tapi rusak.

Dalam kesempatan yang sama, Wamendiktisaintek Stella mengatakan mereka akan membantu mencari solusi terkait masalah air. Dia juga mengatakan nantinya perguruan tinggi akan membantu guna meningkatkan ekonomi masyarakat di perhutanan sosial.

"Saya di sini membantu Pak Menteri Kehutanan, mendampingi Pak Menteri, mendengarkan masalah-masalah yang masih dimiliki, walaupun sudah banyak dan bangga sekali ketua kelompok adalah perempuan," ujar Stella. (jpc/c1)

 

Tags :
Kategori :

Terkait