KOTABUMI - Bangunan auning Pasar Bumi Restu Kecamatan Abung Surakarta, Kabupaten Lampung Utara (Lampura) ambruk, bangunan yang baru dibangun bersumber dari angaran APBD tahun 2024 diduga minim pengawasan, pasalnya bangunan tersebut tak kuat menahan terpaan hujan dan angin.
Bahkan, fungsi pengawasan pada kegiatan tersebut tak berjalan maksimal. Oknum kontraktor pelaksana diduga mencoba mengurangi dan bahkan meniadakan pondasi bangunan, yang seharusnya menjadi tumpuan struktur baja ringan (Kanal C) pada bangunan auning pasar.
Tak menutup kemungkinan, penggunaan material baja ringan tidak sesuai spesifikasi yang tertuang dalam Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bersertifikasi SNI dari Kementerian Perindustrian.
Persoalan ini nampaknya harus menjadi perhatian semua elemen masyarakat, termasuk Dinas terkait dan aparat penegak hukum (APH) untuk bersiap melakukan penyelidikan dugaan awal percobaan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh oknum pemborong.
Sementara salah seorang warga Desa Bumi Restu, Ammirudin (51) mengatakan, bangunan auning Pasar Bumi Restu Ambruk padahal baru dibangun, kuat dugaan proyek itu tidak sesuai dengan standar aturan yang ada, sehingga ketika hujan dan angin kencang menerpa langsung ambruk seketika.
"Kalau hanya alasan tertiup angin, kenapa bangunan tua di sekitarnya tidak juga ambruk. Bahkan berdiri kokoh tampa sedikitpun rusak. Itu karna bangunan baru ini tidak sesuai aturan. Ini mencerminkan Dinas Perdangan Kabupaten Lampura, terkesan adanya pembiaran, " ujarnya Jumat 20 Desember 2024.
Dinas terkait seharusnya melakukan pengawasan selama bangunan itu berlangsung. Ini mencerminkan dinas terkait terkesan tutup mata tidak peduli kwalitas proyek yang di buat oleh kontraktor. Kalau sudah ambruk dinas terkait baru turun ke lapangan.
Senada dikatakan Basirun warga Surakarta. Dikatakannya, ada hal yang mengganjal dari pembangunan auning pasar yang dikerjakan CV Ageng Jaya dengan menggunakan anggaran APBD.
Sebab bangunan yang lama masih berdiri kokoh meski angin kencang dan hujan. Malah sebaliknya bangunan baru beberapa bulan selesai dikerjaan Ambruk.
Tak hanya oknum kontraktor pelaksana, seluruh SDM terkait kegiatan pekerjaan proyek di Disdag Lampura, mesti dicermati secara mendalam. Mulai dari sertifikasi pengawas dari konsultan, seperti Site Engineer (SE) selaku leader pada pengawasan kegiatan, sampai pada PPTK yang harusnya paham akan seluruh kegiatan teknis di lapangan.
Terpisah, Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Frans Tanada ketika dikonfirmasi menyampaikan bahwa pihak sudah turun ke lokasi ambruknya pembangunan auning pasar di Bumi Restu.
Berdasarkan keterangan warga sekitar itu diakibatkan karena hujan lebat dan angin kencang kemarin, Kamis (19/12).
“Kita sudah meminta kepada pihak rekanan yang mengerjakan dengan menggunakan PT Ageng Jaya untuk membongkar dan mengerjakan kembali mengingat pekerjaan itu belum serah terima,” pungkasnya (*)