Pada saat yang sama, nilai-nilai budaya Lampung seperti Piil Pesenggiri dan motif tapis Lampung juga memberikan elemen identitas lokal yang kuat dalam desain bangunan.
"Desain perkotaan yang mengintegrasikan Masjid dengan ruang publik kota menciptakan tempat yang tidak hanya dapat digunakan untuk beribadah, tetapi juga sebagai ruang sosial yang hidup dan interaktif," ungkapnya.
Dengan demikian, Masjid Raya Al-Bakrie tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kesatuan, keharmonisan, dan identitas yang mendalam antara agama, budaya, dan masyarakat Lampung.
Sehingga, Ditha Bakrie, berharap Masjid Raya Al-Bakrie diharapkan dapat menjadi icon Bandar Lampung.
"Karena selain sebagai tempat ibadah, nantinya Masjid juga dapat berfungsi dalam pengembangan UMKM, pembelajaran agama islam, tempat kegiatan yang mencakup orang banyak, dan sebagai tempat wisata religi," terangnya. (abd/pip/c1/yud)