Penurunan daya beli masyarakat turut memengaruhi permintaan kredit. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah kelas menengah di Indonesia turun dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024. Hal ini menambah kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi dapat berdampak pada sektor tenaga kerja dan pembiayaan.
Meski menghadapi tantangan, David tetap optimistis terhadap potensi sektor UMKM. Ia menyoroti peluang pembiayaan di sektor perdagangan dan manufaktur. ’’Potensi sektor UMKM di Indonesia sangat besar. Meskipun ada tantangan, kami tetap optimistis untuk terus mendukung sektor ini,” ungkapnya.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memperingatkan bahwa kenaikan tarif PPN juga dapat memperlambat pertumbuhan kredit di segmen konsumer dan UMKM. Penurunan daya beli masyarakat akan mengurangi disposable income, sehingga memengaruhi kualitas aset perbankan.
Berdasarkan Mandiri Spending Index, kelompok menengah ke bawah cenderung memprioritaskan belanja kebutuhan pokok, dengan alokasi untuk kebutuhan sekunder yang semakin terbatas. (jpc/c1)