BANDARLAMPUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung resmi menerima bantuan seribu lobang biopori dari Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Sungai Wilayah Sungai (BBWS), Senin, 11 November 2024.
Ya, hal ini diungkapkan Sekretaris Kota (Sekkot) Bandarlampung Iwan Gunawan yang mengatakan bahwa bantuan biopori tersebut adalah perpanjangan tangan dari pemerintah pusat untuk Pemkot dalam menanggulangi banjir di Kota Tapis Berseri.
"Hari ini pertemuan terkait rencana pengendalian banjir terpadu antara pemerintah pusat yakni Kepala BBWS, kemudian dari Provinsi Kepala Dinas KSDA. Jadi akan ada pembuatan seribu biopori di seluruh Bandarlampung," kata Iwan.
Menurutnya, karena hal ini adalah bantuan dari pusat maka tidak ada biaya untuk pembuatan biopori tersebut.
"Pencanangannya mulai hari Rabu di kantor camat Panjang, dan ini adalah bantuan alat dari BBWS tidak pakai anggaran, jadi kerja sendiri. Tabung biopori jadi," ungkapnya.
Selain itu, kata Iwan pembuatan lubang biopori tersebut akan pihaknya canangkan sebagai agenda rutin masyarakat supaya bisa membuat sendiri di pekarangan rumah masing-masing utamanya pada wilayah langganan banjir.
"Ini kita akan coba canangkan menjadi sebuah gerakan masyarakat, jadi setiap tahun kita lakukan hal ýang sama," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pj. Gubernur Lampung Samsudin bersama PJs Wali Kota Bandar Lampung Budhi Darmawan melakukan peninjauan pengerukan sedimen sungai dengan riwayat banjir di Kecamatan Rajabasa dan Telukbetung Timur, Rabu, 23 Oktober 2024.
Dua lokasi yang dilakukan pengerukan sedimen tanah ýang menggunakan alat berat yakni Nunyai dan Sungai Sukaraja.
Disana PJs memerintahkan langsung Balai Sungai Way Mesuji dan semua OPD yang terlibat untuk berperan dalam membersihkan sungai, memperbaiki tanggul ýang tanahnya rusak terkikis air.
Dalam wawancaranya Samsudin mengatakan perlu penanganan khusus dan serius dalam penanganan banjir di Kota Tapis Berseri ini.
"Pada hari ini kita melakukan inspeksi dengan pertama mendatangi aliran sungai di Nunyai Rajabasa dimana permasalahan di sana banyak masyarakat yang membangun rumah di atas aliran sungai, kemudian sudah kita sampaikan ke Wali Kota untuk dijadikan jalan keluar. Kemudian di Nunyai terdapat beberapa cekungan pada arus sungai, dan ini harus ada kelancaran jalan air dan penampungan ketika debit air tinggi," katanya.
Dirinya meminta, Pemkot Bandarlampung melakukan pembebasan lahan guna mewujudkan pembuatan embung supaya air lancar bahkan bisa dibuat untuk lokasi wisata masyarakat.
Namun berbeda dengan lokasi di sungai TbT bahwa lokasi dengan riwayat banjir kiriman dari Pesawanran, ýang membutuhkan pendalaman sedimen dengan standar pengaliran sungai.
Dirinya yakin, Pemkot Bandarlampung mampu melakukan hal tersebut mengingat Kota Bandar Lampung adalah gerbang masuk Provinsi Lampung.