2. Cenderung Menganalisis Berlebihan
Orang-orang tanpa teman dekat sering kali terjebak dalam analisis berlebihan terhadap situasi sosial. Mereka mungkin menghabiskan waktu dan energi yang signifikan untuk memikirkan setiap detail percakapan, gesture, atau ekspresi wajah yang mereka lihat.
Perilaku ini dapat menciptakan hambatan dalam membentuk hubungan yang erat. Analisis yang berlebihan dapat mengubah interaksi sosial sederhana menjadi teka-teki yang rumit, menimbulkan stres dan kecemasan yang tidak perlu. Penting untuk diingat bahwa situasi sosial jarang sekritis atau semenghakimi seperti yang mungkin dibayangkan.
3. Merangkul Ketidaksesuaian dengan Norma
Mereka yang tidak memiliki teman dekat seringkali menunjukkan sikap yang berbeda dari norma dan ekspektasi masyarakat. Menariknya, orang-orang yang menunjukkan ketidaksesuaian dengan norma terkadang lebih kreatif dan inovatif, karena mereka tidak takut untuk menantang status quo.
Namun, sikap ini dapat mempersulit proses menjalin ikatan dengan orang lain yang lebih mematuhi norma sosial. Mereka cenderung mengikuti kata hati mereka sendiri, melakukan apa yang mereka anggap benar bagi diri mereka sendiri, alih-alih mengikuti apa yang umumnya diterima oleh masyarakat.
4. Mempertahankan Batasan yang Ketat
Individu tanpa teman dekat seringkali menetapkan dan mempertahankan batasan pribadi yang tegas. Meskipun ini bisa menjadi praktik yang sehat, karena penting untuk menghormati kebutuhan dan ruang pribadi kita, batasan yang terlalu kaku atau tidak fleksibel dapat menghalangi orang lain untuk mendekat.