Beliau khawatir harga beras akan melambung tinggi jika pemerintah terlalu banyak melakukan impor.
“Kalau kita ingin (ketersediaan stok beras, red) aman kira-kira sekitar 8 sampai 10 juta ton, saya kira cukup aman,” ungkapnya.
Lebih luas, Sutarto mengatakan proyek lumbung pangan alias food estate adalah hal mendasar yang perlu dituntaskan di tengah cuaca ekstrem seperti El Nino maupun La Nina.
Menurutnya, ada sejumlah masalah lahan yang menjadi faktor kunci terwujudnya food estate.
BACA JUGA:Gabungan Parpol Non Kursi bisa “Bernafas” di Pilwakot Bandar Lampung
Pertama, konversi lahan yang masih terjadi di daerah potensi produksi. Kedua, kualitas lahan yang nampaknya sudah mulai menurun sehingga pemerintah perlu mendorong penggunaan pupuk organik.
Ketiga, penguasaan lahan yang dimiliki oleh pemilik modal namun akhirnya hanya untuk disewakan dengan harga yang mahal.
“Ini yang harusnya kita selesaikan secara baik, kita jaga jangan sampai konversi (lahan) berjalan terus dan kondisi lahan yang harus kita perbaiki,” tuturnya.
Keempat, memaksimalkan teknologi yang ada agar bisa disesuaikan dengan situasi di lapangan. Saat terjadi El Nino misalnya, pemerintah bisa menggunakan varietas yang toleran terhadap kering.
BACA JUGA:Senin Presiden Jokowi ke Lampung, Resmikan Pasar Pasirgintung dan Bendungan Margatiga
“Kalau La Nina hujannya cenderung tinggi, tapi biasanya La Nina justru lebih menguntungkan karena La Nina yang terjadi di musim kemarau akan menyebabkan daerah-daerah yang tadinya tidak bisa ditanami justru bisa ditanami,” tuturnya.(Investor.id/pip)