LAMPUNG BARAT - Kelangkaan gas LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram semakin meluas di beberapa kecamatan di Kabupaten Lampung Barat, termasuk Way Tenong, Air Hitam, dan Sekincau.
Harga jual gas ini melonjak drastis, mencapai kisaran Rp35.000 hingga Rp40.000 per tabung.
Qodri, seorang warga Way Tenong, menyatakan bahwa kelangkaan yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir memerlukan tindakan serius. Ia berharap Aparat Penegak Hukum (APH) dapat melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab utama dari kelangkaan ini.
"Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah, termasuk operasi pasar. Namun, meskipun operasi tersebut dilakukan, kenyataannya harga gas terus naik dan masyarakat semakin sulit mendapatkannya," keluh Qodri.
BACA JUGA:Catat Tips Listrik PLN Tetap Aman Saat Rayakan Kemeriahan HUT RI ke-79
Ia menambahkan, para pengecer lokal mengklaim bahwa kelangkaan ini disebabkan oleh pengurangan stok dari agen, sehingga banyak warung kecil terpaksa mengambil pasokan dari wilayah lain. Hal ini semakin memperburuk situasi di kecamatannya.
Qodri berharap agar Polres Lampung Barat, khususnya Kapolres AKBP Rinaldo Aser, dapat segera turun tangan dan melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari kelangkaan gas LPG tersebut.
"Sulit dipahami mengapa warung di wilayah kami malah mendapatkan pasokan dari kecamatan lain. Situasi ini menimbulkan kecurigaan, dan masyarakat yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi seperti panen kopi sangat terdampak oleh harga yang tinggi ini," ujarnya.
Kelangkaan ini tidak hanya terjadi di Way Tenong, tetapi juga di Kecamatan Sekincau dan Air Hitam. Bahkan, sejumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terpaksa menghentikan operasionalnya karena kekurangan pasokan gas.
BACA JUGA:Kebakaran Lahan dan Sawit di Tulangbawang, BPBD Sebut Pemilik Kebun Rugi Ratusan Juta
Camat Sekincau, Andi Cahyadi, dan Camat Air Hitam, Bambang Hermanto, juga mengkonfirmasi keluhan masyarakat terkait kelangkaan gas LPG ini.
Menurut mereka, situasi ini memerlukan solusi nyata, karena mayoritas masyarakat sangat bergantung pada gas untuk kebutuhan sehari-hari.
"Kondisi kelangkaan ini tidak hanya terjadi pada gas bersubsidi, tetapi juga mulai merambah ke gas non-subsidi, yang juga semakin sulit ditemukan," kata kedua camat tersebut.
Mereka berharap adanya tindakan konkret dari pihak terkait untuk segera mengatasi masalah ini demi kenyamanan dan keamanan masyarakat.
BACA JUGA:Gibran Belum Terlihat, Peluang Bahllil Menguat jadi Kontestan Munas Golkar