PARIS – Lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan menutup perjalanannya di Olimpiade dengan menyakitkan.
Ingin upgrade medali dari Olimpiade Rio 2016 dan Tokyo 2020, pria kelahiran Kota Metro Lampung itu justru gagal mendapatkan medali sama sekali di Olimpiade Paris 2024.
Olimpiade Paris 2024 merupakan penampilannya yang keempat bagi Eko Yuli.
Sebelumnya, Eko Yuli meraih perunggu di Beijing 2008 dan London 2012. Ia lalu naik meraih perak di Olimpiade Rio dan Tokyo. Ini seharusnya kesempatannya meraih emas.
BACA JUGA:Prediksi Final Olimpiade Paris 2024 Prancis vs Spanyol: Sama-Sama Haus Kemenangan
Melihat peta persaingan, gap angkatan Eko dan Li Fabin, lifter nomor 1 di kelas 61 kg asal Tiongkok, sangat jauh.
Maka, Eko setidaknya mencari posisi aman dan mengincar perak. Tetapi, yang terjadi di Paris Expo Porte de Versailles pada Rabu malam, 7 Agustus 2024 WIB begitu menyakitkan.
Eko Yuli gagal merebut medali apa pun karena tumbang di sektor yang biasanya jadi andalan dia: clean and jerk."
Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, karena belum bisa memberikan medali," ungkap Eko Yuli Irawan melalui siaran pers Komite Olimpiade (NOC) Indonesia.
"Tapi saya sudah mencoba untuk mengeluarkan semua kemampuan saya sampai titik darah terakhir," sambung pria yang kini berusia 35 tahun itu. Eko menjadi lifter tertua di kelas 61 kg.
BACA JUGA:Veddriq Leonardo Lolos ke Perempat Final, Harapan Medali Indonesia Masih Terbuka
Tampil di Olimpiade Paris, Eko Yuli sebenarnya memulai kontes dengan baik. Ia mampu membukukan angkatan snatch 135 kg pada percobaan kedua.
Ia kembali berhasil mengangkat 139 kg di percobaan ketiga. Namun angkatannya dianggap tidak sah oleh salah seorang juri.
Dengan snatch 135 kg, ia berada di bawah Li Fabin. Jagoan 31 tahun itu melaju sampai 143 kg. Dan memecahkan rekor Olimpiade.
Nah, musibah datang saat clean and jerk. Eko memulai dari 162 kg. Ternyata ia gagal. Pinggangnya pun terasa nyeri waktu ia terjatuh ke belakang.