Beda yang Sama

Jumat 26 Jul 2024 - 22:34 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Rizky Panchanov

Bingung. Takut. Cemas. Untuk pertama kalinya aku terlibat insiden rumit bernama cinta.

"Kak Naufal, jika memang Kak Bianca adalah kekasihmu, maka berhenti mendekatiku. Aku tidak mau berada pada posisi yang menempatkanku menjadi orang ketiga." Jelasku pada Kak Naufal yang menatapku dengan tatapan sendu.

Diperlukan keberanian besar mengatakan itu.

"Aku tidak punya hubungan spesial dengan Bianca. Asal kau tahu, dia sudah punya kekasih."

Aku terperangah. Entah siapa yang harus kupercaya. Jika Kak Bianca sudah punya kekasih, kenapa harus marah dan tak suka pada kedekatanku dengan Kak Naufal?

Aku yang tak suka memiliki masalah dengan cepat meminta maaf pada Kak Bianca, meski aku tak bersalah. Agar masalah ini cepat selesai.

Setelah permasalahanku dengan Kak Bianca berakhir damai, aku dan Kak Naufal semakin dekat. Kami sering menghabiskan waktu bersama. Hingga suatu hari, pria itu mengungkapkan cintanya padaku.

Entah rasa apa yang harus kurasakan.

Bahagia karena ternyata cintaku tak bertepuk sebelah tangan ataukah... Entahlah aku juga tak tahu. Aku bingung.

Entah ekspresi apa yang harus kutunjukkan saat pria itu berkata, "Maukah kau berkencan denganku?"

Aku tercekat mendengarnya. Hatiku berkecamuk. Pikiranku melayang mencari sebuah jawaban. Banyak pertimbangan.

Jika aku menerimanya, bisakah aku menjawab setiap pertanyaan? Sanggupkah aku menerima segala kenyataan yang akan terjadi? Mampukah aku mempertahankan hubungan? Namun, jika aku tak menerimanya itu, bisakah aku menjalani cinta satu arah? Sanggupkah aku menghilangkan rasa ini? Mampukah aku terbang menuju hati yang lain ketika sayapku patah karenanya?

Sesaat akau gamang. Menerima atau menolak cintanya.

Lima bulan berlalu dengan indah. Masalah pertama hadir tanpa diduga. Namun, pengertian dan mengalah menjadi solusinya. Meski aku dan pria itu berbeda, tapi kami sangat mencinta. Saling mengalah, menurunkan ego di setiap perdebatan kecil dengan alasan kami tak ingin berpisah.

Setelah sekian lama kami bersama. Menjalin asmara dengan lika-likunya. Menentang hal yang paling sakral bagi manusia mengatasnamakan cinta.

Semakin lama aku dan pria itu bersama, semakin aku memikirkan segala hal yang mungkin akan terjadi nanti. Entah restu akan kami raih ataukah tidak. Entah bahagia akan kami capai ataukah tidak. Kami tak tau karena cerita ini tak akan pernah berhenti. Kami yakin ada jalan untuk menyatu.

Kategori :

Terkait

Jumat 09 Aug 2024 - 21:35 WIB

Untaian Asa

Jumat 02 Aug 2024 - 21:40 WIB

One of the Standards of Beauty

Jumat 26 Jul 2024 - 22:34 WIB

Beda yang Sama

Jumat 19 Jul 2024 - 22:15 WIB

Irreplaceable

Jumat 12 Jul 2024 - 22:20 WIB

Manusia Pilihan