RAHMAT MIRZANI

Alih Fungsi Lahan Pertanian di Pesawaran Cukup Mengkhawatirkan

KUNJUNGAN KERJA: Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona saat menerima kunjungan Kemenhan Ri di Desa Kutoarjo, Kecamatan Gedongtataan, Kamis (20/6).--FOTO SYAIFUL MAHRUM

PESAWARAN - Alih fungsi lahan menjadi salah satu faktor berkurangnya lahan pertanian yang berdampak terhadap ketahanan pangan di Provinsi Lampung. 
Di Kabupaten Pesawaran, pemerintah daerah mempunyai strategi untuk menjaga lahan pertanian.
 
Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menyatakan pemerintah daerah selalu berupaya melindung lahan pertanian yang ada. "Di antaranya dengan adanya Peraturan Daerah tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Itu untuk menjaga dan memproteksi lahan pertanian yang dialihfungsikan," katanya.
 
Meski demikian, Dendi mengakui masih ada saja perseorangan yang tak tahu aturan mengubah alih fungsi lahan.  "Tadinya sawah atau perkebunan, karena tak lagi nyawah atau berkebun dijadikan lahan pemukiman. Lepas pantauan karena tidak mengurus izin. Tapi kalau mengurus izin pasti tak bisa. Sebab, itu juga ada pertimbangan teknis dari Kantor Pertanahan atau BPN dan pemerintah daerah," ujarnya.
 
Kemudian, kata Dendi, Pemkab Pesawaran selalu memberikan dukungan kepada petani. ''Kita berikan bantuan alat pertanian dan bibit; memastikan distribusi pupuk dan minta tambahan kuota pupuk; serta juga mengajukan bantuan untuk petani ke pemerintah pusat. Juga menjaga irigasi atau saluran air pertanian," ungkapnya.
 
Dendi melanjutkan, juga menumbuhkan kembali eksistensi petani dan komitmen menjaga tanaman-tanaman pangan. ''Kebanyakan petani sekarang ini melihat harga murah, beralih ke tanaman lain. Tanaman yang sudah ada ditebang. Konsisten ini harus kita jaga. Makanya kita berikan dukungan penuh kepada petani," katanya.
 
Lahan pertanian di Pesawaran akibat alih fungsi lahan, kata Dendi, berdasarkan data dari 2016 turun 10 persen. "Cukup mengkhawatirkan. Makanya kita jaga agar lahan pertanian tidak terus berkurang. Apalagi letak geografis Pesawaran dekat dengan ibu kota Provinsi Lampung. Jumlah penduduk bertambah, alih fungsi lahan pertanian untuk hunian bertambah. Silakan berinvestasi di Pesawaran, tapi jangan mengganggu lahan pertanian," tegasnya.
 
Sebelumnya diberitakan, Kemenhan RI berkunjung ke Pesawaran, Kamis (20/6). Dalam kunjungan ini, Deputi Pengelolaan Pangan Kemenhan RI Mayjen TNI (Pur.) Yos Triyoso mengatakan bahwa program ketahanan pangan yang digagas presiden terpilih akan dilaksanakan sehingga pihaknya berkeliling ke seluruh tempat yang dianggap dapat mendukung program presiden terpilih.  
 
Yos Triyoso menjelaskan bahwa kebutuhan pangan penduduk di seluruh wilayah harus diantisipasi bersama. ''Kita ketahui bahwa jumlah lahan yang sudah ditanami hanya 7,4 juta hektare dengan lahan yang tidak merata. Kita harus menambah luas wilayah tanam sekitar 5 juta hektare yang harus terealisasi 5 tahun ke depan ini,” ujarnya. 
 
Yos Triyoso berharap semua pemenuhan kebutuhan ketahanan pangan harus non-impor. ''Kita harus mengubah paradigma, yaitu semua kebutuhan harus non-impor. Kertas impor semakin tebal di Kementerian Pertanian dan Perdagangan. Kalau bisa kertas impor menipis. Kalau bisa nol impor. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi? Semua itu agar kita bisa tercukupi dan petani kita sejahtera. Semoga ini menjadi titik awal untuk kemajuan bangsa dan negara,” ungkapnya. 
 
Yos Triyoso juga menyatakan, program ketahanan pangan penting. ''Hampir seluruh penduduk butuh kebutuhan pangan. Di Kalimantan kegiatan pertanian mahal. Kalimantan harus di-support dari provinsi lain," katanya. (*)
 
 

Tag
Share