RAHMAT MIRZANI

Awal Puasa Beda, Perkuat Toleransi

AJAK UMAT SALING MENGHARGAI. Kepala Kanwil Kemenag Lampung Hi. Puji Raharjo saat ikut langsung dalam pemantauan hilal di Bukit Canti, Kalianda, Lampung Selatan, Minggu (10/3) lalu.-FOTO KANWIL KEMENAG LAMPUNG-

BANDARLAMPUNG - Ada perbedaan awal Ramadan 1445 Hijriah/2024, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Lampung H. Puji Raharjo mengajak umat Islam untuk saling menghargai. Dia meminta agar umat Islam menjaga ukhuwah dan menguatkan toleransi terkait perbedaan awal Ramadan tersebut.

Menurutnya perbedaan awal puasa tahun ini terjadi karena masing-masing memiliki pola tersendiri dalam menentukan awal bulan. Semua juga memiliki dasar masing-masing antara yang menggunakan sistem hisab serta kombinasi hisab dan rukyatul khilal.

Sehingga, Puji mengajak semua pihak untuk tidak mengeksploitasi perbedaan yang terjadi ini. Perbedaan dalam menentukan awal bulan dalam Islam, jelasnya, merupakan kekayaan dari khazanah keilmuan. Keilmuan falak seperti rukyat dan hisab sudah menjadi pembahasan para ulama terdahulu sampai sekarang dengan berbagai perbedaan pandangan yang ada.

BACA JUGA:Waspada! Ada Warga Digigit Buaya saat Mandi di Sungai

’’Yang terjadi harus disikapi dengan bijak. Saya mengimbau umat Islam untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 H/ 2024 M,” ujarnya saat ikut serta langsung dalam pemantauan khilal di Bukit Canti Kalianda, Lampung Selatan, Minggu (10/3).

Diketahui, pemantauan khilal atau rukyat khilal awal bulan Rhamadan 1445 H di Lampung dilakukan menggunakan peralatan-peralatan modern di 3 lokasi berbeda. Yakni Bukit Canti Kalianda Lampung Selatan, Taman Alat MKG Kampus ITERA, dan Labuhan Jukung Pesisir Barat.

Ketinggian hilal pada saat pemantauan masih berada di 0 derajat. Seperti di POB Bukit Gelumpai Pantai Canti Kalianda, data ketinggian hilal adalah 00 derajat 41’ dan elongasi 02 derajat 30’.

BACA JUGA:Realisasi Investasi di Lampung Tumbuh 16,28 Persen

Dari rata-rata ketinggian khilal awal Syawal di Indonesia telah wujud antara 0 derajat hingga 1 derajat. Maka merujuk kriteria baru yang ditetapkan Kementerian Agama, yaitu tinggi hilal 3 (tiga derajat) dan sudut elongasi 6.4 derajat sebagai syarat hilal bisa terlihat, maka ketinggian hilal tersebut sulit dapat teramati.

Dalam pemantauan di Lampung, Kanwil Kemenag Lampung telah telah berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait seperti dengan PTA, BMKG, Perguruan Tinggi, Ormas Islam, dan lain-lain. (pip/c1/rim)

 

Tag
Share