Waspada, Jangan Sampai Terbuai Janji Manis Politisi Jelang Pemilu

MELLINTAS: Kendaraan melintas di dekat alat peraga kampanye (APK) yang terpasang di kawasan Senayan, Jakarta. -FOTO DOK. JAWA POS -

JAKARTA - Politisi yang terjun ke Pemilu 2024 mengobral janji untuk rakyat. Di antaranya beragam jenis program kesejahteraan rakyat yang dibiayai negara.

’’Anak muda harus mempertanyakan apakah konsep kesejahteraan yang dibiayai oleh negara ini benar-benar bermanfaat,” ujar aktivis Students For Liberty Raina Salsabila dalam keterangannya yang dikutip JawaPos.com pada Minggu (24/12).

Raina Salsabila mengidentifikasi ada banyak janji kampanye dari politisi, terutama para calon legislatif (caleg). Politisi menjanjikan beragam kebutuhan rakyat bakal ditanggung oleh negara.

Janji-janji manis tersebut dikhawatirkan Raina Salsabila. Negara bakal berlebihan dalam mengintervensi kehidupan warga. “Itu berbahaya bagi demokrasi,” ujarnya.

BACA JUGA:Ada 31 Persen Laporan Masyarakat Selama 22 Hari Masa Kampanye

Pendapat itu diungkapkan juga saat didaulat menjadi pembicara dalam diskusi publik di Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, Jumat (22/12).

Dia menyebut, sejumlah program kesejahteraan yang dijanjikan para politisi di masa lalu dan kini diimplementasikan negara kerap membahayakan perekonomian Indonesia. Sebab program itu, mengeruk APBN dan mengandalkan utang.

Akibatnya, generasi saat ini dan mendatang dibebani utang negara.

“Bayi baru lahir sudah punya utang. Saya yang baru berusia 20 tahun, tiba-tiba sudah dihadapkan dengan berbagai tanggungan dan krisis,” tambah mahasiswa UPN itu. Generasi muda diingatkan agar jangan terbuai dengan janji manis politisi di Pemilu 2024.

Senada dengan itu, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Imam Syadzili. Dia mengatakan, program-program ala negara kesejahteraan merugikan generasi yang akan datang.

“Anggaran kesejahteraan ini digambarkan sebagai sebuah tragedy of the commons. Orang saling berebut manfaat, tetapi enggan mengambil tanggung jawabnya,” kata Imam.

BACA JUGA:Megawati Pilih Dukung Anies Baswedan Capres Perubahan

Menurut Direktur Institut Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Indeks) Nanang Sunandar, Negara kesejahteraan (welfarestate) sering kali dinilai sebagai model ideal.

Ekonom pendukung negara kesejahteraan menganggap negara kesejahteraan berhasil mewujudkan kemakmuran yang lebih berkeadilan bagi masyarakatnya, terutama masyarakat miskin dan kurang beruntung.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan