Mahasiswa FH Unila Juara Menulis Puisi

JUARA MENULIS PUISI: Ahmad Habib Panglima, mahasiswa FH Unila, meraih medali emas ajang Peksiminas XVII. -FOTO HUMAS UNILA-

// Dalam Ajang Peksiminas XVII

BANDARLAMPUNG - Ahmad Habib Panglima, mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Lampung (Unila), meraih medali emas dalam cabang lomba penulisan puisi pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) XVII. Peksiminas XVII diselenggarakan di Universitas Negeri Jakarta, 2–6 September 2024.

Peksiminas merupakan kegiatan dua tahunan yang diselenggarakan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) yang merupakan bagian dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek. Tujuannya memberikan wadah bagi mahasiswa meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam bidang seni.

Habib menyatakan akan untuk terus memperbaiki kualitas puisinya. Ia juga akan berusaha agar karya-karya puisi yang telah dibuat bisa diterbitkan di berbagai media nasional.

Habib berharap sastra di Indonesia terus berkembang pada masa mendatang. Habib memiliki harapan lebih agar generasi muda bisa lebih terpantik untuk mulai menulis apa pun dalam hal sastra sehingga dunia sastra bisa sampai pada semua lini

BACA JUGA:UIN RIL dan IPB University Kerja Sama Berbagai Aspek

Pada Peksiminas XVII, Habib menulis puisi bertema lingkungan hidup dengan judul Arah Pulang. 

Melalui Arah Pulang, Habib mengkritik Jakarta yang memiliki lingkungan yang tidak sehat, terutama polusi udara. Selain itu, Habib juga mengkritik ketimpangan sosial masyarakat Jakarta.

Kegemaran Habib dalam menulis muncul sejak 2021. Melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Unila, ia memperdalam kemampuan menulis secara umum dalam kelas menulis, seperti esai, prosa, dan puisi. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk lebih berfokus pada sastra puisi.

“Untuk semakin mengembangkan kegemaran tersebut, saya berusaha membaca banyak buku puisi dari penyair nasional dan internasional. Saya juga mempunyai mentor dari UKMBS sekaligus penyair nasional, yaitu Agit Yogi Subandi dan Ari Pahala Hutabarat,” ungkap Habib. 

BACA JUGA:Inilah Empat Peristiwa Besar saat Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Habib pun turut membagikan pandangannya mengenai suatu karya puisi yang baik. Menurutnya, puisi yang baik adalah puisi yang menggunakan semua instrumen bahasa, seperti personifikasi, metafora, simile, dan lain-lain. 

Selain itu, puisi dikatakan baik apabila mampu menghadirkan semacam gambar atau citra visual bagi setiap pembaca.

Selanjutnya, Habib pun membagikan tips dan trik untuk mulai menulis puisi. “Langkah awal adalah membaca puisi yang bagus supaya diri kita bisa tergugah. Setelah itu, cari mentor yang memang seorang praktisi yang sudah diakui oleh orang banyak. Terakhir, menulislah setiap hari agar diri kita terbiasa untuk mengeluarkan seluruh ide yang ada di dalam diri kita,” ungkapnya. (*)

Tag
Share