BI Beri Sinyal Pangkas Suku Bunga Akhir Tahun
KONPERS: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan), dan Deputi Gubernur Doni P. Joewono (kiri) saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta.--FOTO MIFTAHUL HAYAT/JAWA POS
Terpisah, Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman menyampaikan, kebijakan BI turut memberikan kontribusi positif. Terutama pada pertumbuhan kredit yang masih menunjukkan tren akselerasi hingga akhir semester I 2024. Hal tersebut juga diikuti dengan permintaan kredit yang sehat sejalan dengan perekonomian yang masih resilien.
"Di sisi lain, kami melihat masih ada peluang penguatan rupiah. Meski demikian, volatilitas nilai tukar rupiah tetap perlu diwaspadai dengan melihat dinamika politik di Amerika Serikat (AS) dan fluktuasi ekonomi global," terang Ali.
Adapun, sampai akhir Mei 2024 penyaluran kredit Bank Mandiri secara bank only masih mencatatkan pertumbuhan mencapai 19,5 persen YoY menjadi Rp 1.152,53 triliun. Realisasi kredit tersebut turut diikuti dengan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 12,9 persen YoY menjadi Rp 1.296,1 triliun yang ditopang oleh dana murah atau current account saving account (CASA).
"Sejalan dengan kondisi fundamental makro ekonomi domestik yang masih baik, diikuti permintaan kredit yang positif, kami optimis kredit Bank Mandiri masih mampu tumbuh sesuai guidance di kisaran 13 hingga 15 persen pada 2024," tandasnya.
Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Juli 2024, yakni mempertahankan BI rate di level 6,25 persen; sasaran inflasi 2,5±1 persen pada 2024 dan 2025; proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2024 sebesar 3,2 persen; proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 di kisaran 4,7-5,5 persen; nilai tukar rupiah melemah 4,84 persen year-to-date (YtD); serta pertumbuhan kredit triwulan II 2024 sebesar 12,36 persen year-on-year (YoY). (jpc)